Setelah setahun kenal, kami nikah di Magelang. Habis nikah saya dibawa ke Sumatera. Saya di sana 18 bulan, karena saya sudah hamil besar saya pulang ke Magelang karena saya nggak mau melahirkan di sana. Soalnya saya pengen di dekat keluarga, dia juga ikut saya pulang ke Magelang.
Setelah kembali ke Magelang dan melahirkan putri pertama, sifat suamiku berubah. Dia menjadi cuek, dingin dan tak mempedulikan perasaannya. Dia banyak berubah, dia jadi nggak perhatian, cuek, nggak memperhatikan perasaan saya. Belum lagi ditambah masalah ekonomi. Dia kerja semaunya. Sementara kebutuhan kami semakin banyak.
Akhirnya aku memutuskan bekerja sebagai karyawan swasta untuk menambah penghasilan. Selama kerja aku menitipkan putriku pada kakak perempuan. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi keputusanku justru menambah masalah. Karena intensitas waktu jarang bertemu, ternyata Irfan tanpa sepengetahuannya menjalin hubungan dengan temanku sendiri.
Saya tahu dari teman saya sendiri malah, pas dia main ke rumah saya. Pokoknya perasaan saya campur aduk, tapi saya nggak mau rumah tangga kami berantakan.
Aku yang kala itu masih sangat muda akhirnya berbagi kisah pilunya dengan seorang lelaki yang merupakan teman lama ku. Irfan yang mengetahui hal ini marah besar. Akhirnya aku meminta maaf, tapi Irfan enggan memberi maaf sebelum dipertemukan dengan lelaki tersebut.
Saya cuma curhat, ya saya butuh teman untuk berbagi keluh kesah. Dia belum mau memaafkan sebelum saya mempertemukan dengan lelaki tersebut, tapi buat apa? Toh dia juga pernah membuat kesalahan, kenapa kita nggak saling memaafkan saja.
Saat ini aku hanya berharap suaminya mau memaafkan semua kesalahannya. Aku ingin mempertahankan rumah tangga untuk anak. Lagi pula, aku mengawali semuanya dengan cinta kenapa harus berakhir dengan pertengkaran.
Saya ingin rumah tangga kami bertahan demi anak kami. Saya sungguh menyesal atas semua kesalahan saya. Mungkin selama ini saya belum menjadi istri yang baik. Tapi saya selalu mencoba mempertahankan ini semua. Saya harap suami saya mau memperbaiki ini bersama-sama. Tidak ada orang yang sepenuhnya salah dan sepenuhnya benar, seperti aku dan Irfan.(bir/py)