Senin, 22 Desember 2025

Aku Bertahan demi Keluarga dan Anak (Habis)

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 09:51 WIB

Setelah setahun kenal, kami nikah di Magelang. Habis nikah saya dibawa ke Suma­tera. Saya di sana 18 bulan, karena saya sudah hamil besar saya pulang ke Magelang karena saya nggak mau me­lahirkan di sana. Soalnya saya pengen di dekat keluarga, dia juga ikut saya pulang ke Magelang.

Setelah kembali ke Magelang dan melahirkan putri pertama, sifat sua­miku berubah. Dia menjadi cuek, dingin dan tak mempedulikan pera­saannya. Dia banyak berubah, dia jadi nggak perhatian, cuek, nggak memperhati­kan perasaan saya. Belum lagi ditam­bah masalah ekonomi. Dia kerja se­maunya. Sementara kebutuhan kami semakin banyak.

Akhirnya aku memutuskan bekerja sebagai karyawan swasta untuk me­nambah penghasilan. Selama kerja aku menitipkan putriku pada kakak perempuan. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi keputusanku justru menambah masalah. Karena inten­sitas waktu jarang bertemu, ternyata Irfan tanpa sepengetahuannya men­jalin hubungan dengan temanku sendiri.

Saya tahu dari teman saya sendiri malah, pas dia main ke rumah saya. Pokoknya perasaan saya campur aduk, tapi saya nggak mau rumah tangga kami berantakan.

Aku yang kala itu masih sangat muda akhirnya berbagi kisah pilunya dengan seorang lelaki yang merupa­kan teman lama ku. Irfan yang menge­tahui hal ini marah besar. Akhirnya aku meminta maaf, tapi Irfan enggan memberi maaf sebelum dipertemukan dengan lelaki tersebut.

Saya cuma curhat, ya saya butuh teman untuk berbagi keluh kesah. Dia belum mau memaafkan sebelum saya mempertemukan dengan lelaki tersebut, tapi buat apa? Toh dia juga pernah membuat kesalahan, kenapa kita nggak saling memaafkan saja.

Saat ini aku hanya berharap suami­nya mau memaafkan semua kesala­hannya. Aku ingin mempertahankan rumah tangga untuk anak. Lagi pula, aku mengawali semuanya dengan cinta kenapa harus berakhir dengan pertengkaran.

Saya ingin rumah tangga kami ber­tahan demi anak kami. Saya sungguh menyesal atas semua kesalahan saya. Mungkin selama ini saya belum men­jadi istri yang baik. Tapi saya selalu mencoba mempertahankan ini semua. Saya harap suami saya mau memper­baiki ini bersama-sama. Tidak ada orang yang sepenuhnya salah dan sepenuhnya benar, seperti aku dan Irfan.(bir/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Nenek Sakit, Suami nggak Kerja, Anakku Lahir Prematur

Kamis, 23 Februari 2023 | 19:00 WIB

Suami Lebih Mementingkan Keluarganya, Aku Harus Gimana?

Selasa, 21 Februari 2023 | 19:00 WIB

Ibuku tak Pernah Akur dengan Suami dan Anak-Anak 3

Kamis, 16 Februari 2023 | 19:00 WIB
X