Sebut saja aku Shinta. Aku mahasiswi di salah satu universitas swasta di Kota Bandung. Aku punya hubungan dengan suami orang. Hubungan itu sudah berjalan cukup lama. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa mempertahankan hubungan itu.
Kita saling cinta dan saling sayang, sebut saja orang itu Adit (nama samaran). Aku dengan Adit berkenalan di sebuah acara kampus yang bekerja sama dengan kantor Mas Adit. Dari perkenalan yang biasa-biasa itu berubah menjadi hubungan yang romantis. Aku akui, aku sering melakukan hubungan suami istri dengan Adit.
Aku lakukan semuanya dengan ikhlas karena aku begitu mencintainya, meskipun jika teringat anak dan istrinya aku merasa berdosa. Sudah sering aku terapkan pada diriku jika Adit meminta untuk melakukannya lagi, akan aku tolak. Namun semua itu sulit karena aku sangat sayang dan cinta kepadanya, sampai-sampai sekarang hubungan kita diketahui istrinya.
Ketika istri Adit mendatangi rumah kontrakanku, aku hanya bisa diam mendengar dia mengoceh dan mengata-ngataiku. Aku harus menyanggah apa toh semua yang dikatakannya benar.
Yang aku herankan Adit tidak mau melepaskanku untuk lelaki lain. Berulang kali dia berjanji akan menikahiku dan dia selalu bilang sayang banget sama aku. Adit juga juga bilang akan menceraikan istrinya, karena dia sudah tidak kuat dengan kelakuan istrinya yang menurutnya pemarah dan pencemburu. Dia bilang segera menikahiku jika kuliahku sudah selesai.
Jika sudah begitu aku seolah tak berdaya dan akhirnya aku larut melayani nafsunya. Setelah itu usai, ketika kesadaranku bangkit lagi, rasa bersalah itu muncul lagi. Aku merasa tidak bisa hidup begini, toh umurku masih muda dan kesempatanku mendapat pria lain masih besar. (cer/py)