METROPOLITAN - Sampai pada suatu ketika aku berkenalan dengan seorang lelaki bernama Yusuf yang tidak lain adalah teman dari rekan kantorku, kami bertukar PIN BBM dan nomor What’s App untuk suatu urusan pekerjaan. Ya, karena kesepianku dan perasan kacau yang aku rasakan akhirnya setiap hari aku chatting dengan banyak teman lelakiku termasuk Yusuf. AKU menganggap itu semua sekadar hiburan di kala aku kesepian. Sampai pada akhirnya aku terbawa suasana dan jatuh hati pada seorang lelaki yang bernama Yusuf, aku merasa nyaman bicara dengannya. Aku yang selalu kesepian dan kurang perhatian dan dia yang belum mempunyai seorang pasangan. Perhatian yang dia berikan setiap hari membuat aku berani untuk melangkah lebih jauh lagi, akhirnya kami sering melakukan pertemuan di luar setelah aku selesai bekerja tanpa sepengetahuan suamiku. Kami sering janjian untuk bertemu dan makan malam bahkan kami sering berjalan-jalan. Bisa dikatakan kami seperti sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara. Kami selalu bersenang-senang, bercanda tawa dan berbagi cerita layaknya sepasang kekasih tanpa terpikirkan bahwa aku sudah bersuami dan mempunyai anak. Bahkan kami terlalu berani untuk melakukan hubungan suami istri sampai beberapa kali di hotel. Aku selalu menganggap itu semua terjadi karena sikap suamiku yang selalu acuh tak acuh dan tidak memperhatikanku. Dan itu semua aku lakukan sebagai ajang balas dendam atas perlakuan suamiku terhadapku. Bahkan balas dendam atas kecurigaanku bahwa suamiku mempunyai WIL. Hubunganku dengan Yusuf berjalan sampai 8 bulan. Hingga suatu saat suamiku menyadari tingkahku yang aneh dan sikapku yang sangat berbeda yang awalnya aku sangat peduli dan perhatian kepada suamiku, tapi pada saat itu perhatianku teralihkan kepada Yusuf. Sampai pada akhirnya sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, suamiku mengetahui tentang perselingkuhanku. Tanpa aku tahu suamiku ternyata mem-backup data handphone-ku dan melihat semua foto-fotoku bersama Yusuf, termasuk foto yang berada di hotel.(bersambung)