Sedihnya Aku Punya Mertua Jahat SEBUT saja namaku Mami. Di usiaku yang menginjak 29 tahun, aku dikaruniai anak lelaki dua yang jaraknya hanya terpaut delapan belas bulan. Keretakan hubunganku dengan mertua bermula sejak anak pertama. Sebelum itu pun ibu mertua sudah main bisik-bisik membicarakan aku di belakang bersama bapak mertua dan adik ipar perempuan. Hanya saja aku tidak tahu. Aku melahirkan anak pertama di rumah suami alias di rumah mertua. Jarak rumah kontrakanku dengan rumah mertua memang hanya terpaut setengah kilometer. Singkat cerita ketika anak pertama lahir, aku menjalani masa penyembuhan selama satu bulan di rumah mertua. Cukup lama karena semuanya begitu baru. Melahirkan, nifas, mengurus anak. Nah, selama sebulan tinggal bersama itu sifat asli mertua keluar. Semua yang aku lakukan salah di matanya. Seperti gaya mencuciku yang terlalu boros sabun, siang-siang bukannya angkatin jemuran malah santai-santai, nggak sigap, nggak cekatan. Lalu gaya menasehati dia bukan kepadaku langsung tapi ke nyindir adik ipar dengan nada keras mungkin agar aku mendengar. Aku tidak melawan. Namun, rasa benci disinggung, diomelin mulai tumbuh di pori-pori kecil hatiku. Selang beberapa waktu, Lebaran tiba. Aku mudik. Kedua mertua dan adik Bersambung