Cinta Berawal dari Curhat (7) HARI ini sepulang sekolah Raras mengajakku pergi ke Taman. Aku ikuti saja keinginannya karena dia berkata bahwa dia ingin mengatakan sesuatu padaku. 20 menit kemudian kami sampai di taman. Langsung saja kami menuju bangku di pinggiran taman yang kebetulan kosong. “Emang apa yang kamu mau bicarakan Ras?” tanyaku memulai pembicaraan. “Kamu ingat curhatku tentang cowok yang aku sukai Her?” Dia bertanya balik kepadaku. “Ingat. Apakah dia sudah tahu bahwa kau menyukainya? Aku penasaran. “Tidak, mungkin dia tak akan pernah tahu sebelum aku mengatakannya sendiri.” Jawab Raras. “Memang siapa cowok yang kamu sukai Ras?” aku bertanya sekali lagi. “Kamu Her, kamu! Tidak bisakah kamu merasakan perasaanku padamu? Sudah semenjak aku mengenalmu aku mulai suka padamu. Namun ternyata kamu sudah menjadi milik Vera. Bertahun-tahun semenjak kita satu SMP dulu aku memendam perasaan ini. Sudah tak terbayang sakit yang harus aku tahan selama ini. Tapi sejak kamu putus dengan Vera. Rasa sakitku ini perlahan-lahan hilang, bahkan kini rasa sakitku hampir seluruhnya hilang karena kini aku telah dekat denganmu, kau juga kini mengisi hari-hariku. Kau mulai perhatian padaku. Her, aku sayang kamu, aku cinta kamu. Apakah kamu juga cinta aku?” Vera mengungkapkan semua yang ada dalam hatinya selama ini. Bahkan sambil menitikkan air mata. “Ras, maafin aku ya.” Aku merasa bersalah padanya. “Maaaf kenapa?” “Aku sebenarnya juga menyukaimu. Namun kamu tahu sendiri Ras, separuh hatiku telah dirampas oleh Vera. Aku tak ingin jika aku mencintaimu hanya setengah-setengah. Maafkan aku ya Ras. Maaf.” “Tidak apa Her, aku akan berusaha agar kau mencintaiku sepenuhnya.” Raras memelas. Bersambung...