Karena Cinta, Ingin Aku Kutuk Takdir(4) SUARA Vina terdengar bergetar, sepertinya gadis itu sangat ketakutan dan khawatir. “Gue kesana sekarang.” Dengan tergesa Gea segera mandi dan berpakaian, dia hanya memoleskan bedak diwajahnya dan mengikat rambut panjangnya asal-asalan, hampir saja Gea melupakan tas kesayangan karena terlalu tergesa-gesa. “Yah, Gea ke rumah sakit dulu, tante Bening dioperasi sekarang.” Pamit Gea pada ayahnya yang masih berada di ruang TV, tapi Gea sudah tidak melihat lagi tumpukan pigura foto disana, sepertinya ayahnya sudah menyimpannya kembali ke gudang, dan sekarang laki-laki itu sudah kembali lagi sibuk dengan leptopnya. “Iya hati-hati, nanti ayah nyusul kesana, ayah ada meeting mendadak.” Sampai di rumah sakit Gea segera menuju ke tempat dimana sahabatnya itu berada, disana hanya ada Vina dan ayahnya, Vina memang hanya anak tunggal seperti Gea, sementara kerabatnya kebanyakan ada diluar kota. “Gimana keadaan nyokap lo?” Tanya Gea dengan nafas yang tersengal, gadis itu berlari dari parkiran rumah sakit ke ruang operasi yang berada di lantai dua tanpa menggunakan lif. Vina hanya menggeleng lemah menjawab pertanyaan Gea, sepertinya Vina sangat khawatir dengan kondisi ibunya yang semakin hari semakin memburuk. Gea segera memeluk sahabatnya itu berharap bisa sedikit menenangkannya. Lima jam lebih Gea, Vina dan ayahnya menunggu lampu di ruang operasi yang awalnya berwarna merah berubah warna menjadi hijau. Tidak berapa lama seorang suster keluar, gea, Vina dan ayahnya segera menghampiri suster itu dan menanyakan keadaan Bening, tapi suster itu hanya menjawab bahwa operasinya berhasil dan untuk lebih jelasnya dokter ahli itu yang akan menjelaskannya. Bersambung