Karena Cinta, Ingin Aku Kutuk Takdir(7) GEA sama sekali tidak melihat Geo ada diruangan itu menunggunya, dua minggu lebih gea dirawat setelah dia sadar dari koma dan sampai dia diperbolehkan pulang, dia sama sekali tidak melihat Geo. Hatinya sangat hancur saat ayahnya mengatakan bahwa Geo meninggalkan mereka dan memilih kembali pada keluarganya, tapi Gea dengan setia menunggunya, berharap laki-laki itu akan kembali atau setidaknya memberinya kabar. Setiap hari yang dilakukan Gea hanya berdiam diri di kamar Geo, menghirup aroma kamar itu yang masih kental dengan aroma Geo, bahkan setiap malam gadis itu memilih menidurkan dirinya dikamar itu, memeluk foto Geo dan menangis hingga lelah dan tertidur, sungguh hatinya meronta ingin laki-laki itu cepat kembali, tapi setahun, dua tahun, laki-laki itu tidak juga kembali atau setidaknya memberinya atau ayahnya kabar. Mungkin memang benar yang diakatakan orang, bahwa kesabaran itu ada batasnya, karena sekarang Gea sudah berada di luar batas kesabarannya. Rasa kecewanya perlahan berubah menjadi rasa benci, dia merasa dibuang oleh kakaknya yang juga adalah kekasihnya, tapi seberapa besarpun Gea memupuk rasa bencinya nyatanya rasa cintanya tidak pernah hilang atau berkurang sedikitpun dan seberapa besarpun Gea berusaha melupakan Geo nyatanya rasa rindunya malah semakin bertambah dan semakin menyiksanya. Setelah merasa cukup mengeluakan air matanya, Gea segera beranjak dari tempatnya, saat itu hari mulai sore, saat Gea sampai dirumahnya dilihatnya ada seorang laki-laki yang meskipun membelakanginya, gadis itu mengenalinya. Bersambung