Cinta Terlarangku Ketahuan Bunda (2) IA jadi sering sekali pulang ke rumah dan bermanja pada bunda. Bundaku bersabar dan diam saja. Kukira memang hal itu sudah wajar, tetapi apa nggak kasihan sama suaminya yang sering sendirian di rumah? Alhasil, karena tak tega dengan kakak ipar, bunda mengutusku tinggal sementara di rumah kakak. Untuk sekedar membantunya mengerjakan hal-hal di rumah karena kondisi hamilnya cukup membuat ia sering berbaring di kamar. Kakak iparku bukan orang yang banyak bicara. Ia cenderung pendiam dan memang terlihat sangat sabar. Sesekali ia mengajakku ngobrol, tapi hanya seputar studiku saja. Memberikan saran yang bijak seperti kakak sendiri. Aku akui, di kehamilannya kakakku jauh lebih manja dan egois ketimbang biasanya. Pantas saja kalau ia ngotot pulang ke rumah bunda. Mungkin saja memang ia tak betah melakukan apa-apa sendiri. Dan aku menerima saja karena sesungguhnya aku juga menyayanginya, aku juga menyayangi calon keponakan yang ada di rahimnya. Hari ini kakak keterlaluan. Aku yang selama ini bersabar sudah tak betah dibuatnya. Baru saja sebulan aku di sini, aku sudah ingin pulang ke rumah bunda. Setiap hari aku menelepon bunda untuk menceritakan kondisi dan permasalahan apa yang sedang terjadi. Bersambung