Cinta Terlarangku Ketahuan Bunda (4) ”JADI begitu kak... apa yang akan kakak lakukan setelah ini?” pertanyaanku begitu tidak penting dan mungkin membuat kakak iparku semakin pusing. Sebelum ada jawaban darinya, aku langsung tersadar dan menggamit lengannya. ”Ah sudah kak, ayo kumasakkan sesuatu untukmu. Kau pasti belum makan,” kataku ceria. Lantas aku tersentak sendiri. Kulepaskan tanganku dari lengannya dan aku sadar bahwa tak seharusnya aku melakukan hal itu. Aku tak bicara apa-apa dan hanya bergegas turun untuk memasak untuknya. * Sejak hari itu sebenarnya sikap kakak iparku berbeda. Ia lebih memperhatikanku, lebih sering mengajakku ngobrol, lebih sering menghiburku dan menemaniku berbelanja atau membelikan kakak makanan yang ia inginkan. Aku merasa ada yang berbeda. Ia tak seperti kakak ipar bagiku. Ia mungkin adalah sosok kakak yang hangat, tetapi juga.... membuatku jatuh hati padanya. ”Kamu sudah punya pacar?” tanyanya, dan kujawab dengan menggelengkan kepala. ”Tidak sedang jatuh cinta? ah masa, usia segini biasanya kan sedang seru-serunya. Apalagi kamu... (ia terdiam) Kamu cantik menurutku,” katanya lagi membuatku deg-degan. Mendengar kata-katanya aku jadi kegeeran. Bersambung