Punya Trauma Masa Kecil, Saya Dianggap Gila (2) Sumber: Haibunda Memang yang mereka tahu adalah bermain, namun apa yang mereka mainkan membuat saya tidak nyaman. Karena melihat rumah yang berantakan, harus menyuapi mereka yang kadang dilepeh, dan lari ke sana kemari yang membuat makanan berceceran ke lantai. Semua itu membuat saya capek dan kesal. Apalagi ketika mereka menangis, rasanya kepala mau meledak mendengar tangisan mereka! Bahkan saya sempat mendorong dan memukul anak saya ketika mereka berbuat kesalahan yang sebenarnya mereka belum tahu bahwa itu salah. Saat itu memang berat. Mungkin juga saya depresi karena lelah dengan beban pekerjaan di kantor dan beban pekerjaan di rumah. Bahkan ayah saya sendiri berkata bahwa saya sudah ”gila”. Padahal hal yang dahulu Ibu saya lakukan adalah selalu memukul ketika saya berbuat salah, tindakan itu melekat dalam diri saya menjadi luka batin hingga saat itu. Rasanya menyesal setelah memukul anak, namun ketika emosi dengan mudah juga mengulangi kesalahan itu lagi. Luka batin tidak akan bisa sembuh jika dari individu ya tidak mencoba untuk berdamai dan berubah. Alhamdulillah saat ini saya sudah menyadari kesalahan. Saya meminta maaf kepada anak-anak dan Allah SWT tentunya. Berusaha untuk mengendalikan emosi dan tidak memukul. Jika emosi, saya memilih untuk pergi menenangkan hati dan pikiran saya, baru kemudian kembali kepada anak-anak. Bersambung...