Kesalnya Punya Mertua Tukang Ngatur (1) Aku menikah hampir tiga tahun. Suamiku anak bungsu dari dua bersaudara dan sejak awal pacaran aku tahu dia anak kesayangan di rumah. Bagi yang nikah sama anak bungsu pasti ngerti ’kan rasanya menjalin hubungan dengan pribadi anak bontot begini? Iya suamiku agak manja, tapi aku pun nggak jauh berbeda. Mungkin sedikit banyak itu juga yang membuat kami tertarik dan akhirnya sepakat menikah meski hanya setahun pacaran. Waktu kami menuju ke orang tuaku untuk minta restu menikah, mereka setuju. Lain ceritanya ketika minta izin ke Mamanya suami. Ampun deh dramanya. Pertama, saat itu calon mertua nangis. Aku pikir nangis terharu kayak Ibuku, nggak tahunya dia bilang.”Nanti kamu pergi ninggalin Mama ya?”. Sepanjang kalimat itu dia merengut ke arahku. Calon suami sibuk menenangkan Mamanya, aku lebih memilih diam. Setelah bujuk-membujuk, akhirnya Mama ngasih restu. Tapi dengan syarat bahwa pernikahannya harus dengan adat beliau. Harus juga di tempat yang ia tunjuk. Ya udah, kami nggak mau ribut. Kami iya-kan. Bersambung