Putuskan Berhenti Kerja, Aku Malah Depresi (2) Saya nggak mau terlalu terpuruk dan memaksakan untuk semua baik-baik saja. Saya sampai berkali-kali bilang dengan suami bahwa saya sudah enggak kuat. Saya harus berhenti bekerja! Tapi suami seperti berat untuk saya berhenti bekerja. Saya tahu banyak tanggungan kami, terlebih pendapatan saya memang lebih besar dari suami. Saya bilang saya berhenti bekerja bukan berarti berhenti menghasilkan uang. Saya kan saya cari cara apapun untuk menghasilkan uang. Saya katakan saya mau berjualan makanan. Tapi suami tidak pernah mendukung saya. Setiap saya buat makanan untuk tester pun, suami kurang antusias. Saya minta untuk modal juga selalu bilang belum ada. Ya, memang belum ada, saya mengerti. Akhir-akhir ini kami benar-benar kesulitan, bahkan untuk makan. Saya sudah cukup malu minta dengan orang tua ataupun mertua. Apalagi pinjam sama teman. Saya sudah malu banget! Saya hanya punya HP sebagai benda bernilai. Saya bilang sama suami untuk jual saja HP saya untuk makan dan modal berjualan. Tp dia enggan. Saya jadi bingung! Suami saya bekerja di kantor dengan pendapatan UMR. Saya juga pernah minta suami cari pekerjaan lain yang bisa membayar dia lebih, tapi suami belum bisa keluar dari zona nyamannya. Suami juga sampingan jadi ojol tapi karena akunnya pinjam, jadi nggak selalu dapat orderan. Bersambung...