Nikah karena Perjodohan, Aku Merasa Direndahkan (1) Aku seorang ibu dua anak berasal dari Bandung, Jawa Barat. Dulu, aku menikah karena dijodohkan. Awalnya nggak mau karena aku sudah punya pacar. Aku tinggal sama tante, adik dari Ayah. Sejak Mama meninggal, Tante yang mengurus aku dan membiayai semua. Ayah menikah lagi sejak aku kelas 1 SMP. Sampai akhirnya, aku menerima dijodohkan dan tetap tinggal di rumah Tante. Setelah tiga bulan menikah, aku pindah ke rumah orang tua suami. Ya, begitulah kalau tinggal bareng mertua ada suka dan duka. Tapi, semua aku lalui dengan sabar karena kami nggak punya rumah. Singkat cerita, aku berhenti kerja saat anak pertama usia 5 bulan masuk rumah sakit. Demi anak, aku rela keluar kerja. Tapi apa yang aku dapat setelah berhenti kerja, semua biaya hidup dan keperluan rumah tangga serba dijatah. Suami lebih peduli ke ibunya daripada ke anak dan istri. Dulu, semua masih serba murah dan sehari aku dikasih nafkah cuma 50 ribu rupiah per hari. Tapi, aku terima karena memang butuh uang untuk sehari-hari. Bersambung...