METROPOLITAN.ID - Ki Hajar Dewantara adalah nama yang harum sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki kisah masa kecil yang memukau.
Lahir dalam keluarga bangsawan, Ki Hajar Dewantara tidak hanya menghadapi tantangan, tapi juga memupuk semangat untuk merubah dunia lewat pendidikan.
Dilahirkan di Yogyakarta, 2 Mei 1889, Ki Hajar Dewantara, meski dari keluarga mapan, tak lepas dari lika-liku hidup yang membentuknya.
Baca Juga: Bocah asal Kampun Cibeureum Bogor Tewas Terseret Arus Selokan Sejauh 100 Meter
Masa kecil Ki Hajar Dewantara adalah perjuangan. Saat kehilangan ibu pada usia tujuh tahun, semangat belajarnya tak surut.
Dia belajar dari guru pribadi yang datang ke rumahnya, menunjukkan tekad yang luar biasa meski akses pendidikan terbatas.
Bermimpi membuka pintu pendidikan untuk semua anak, terutama yang kurang beruntung, Ki Hajar Dewantara memiliki visi mulia sejak usia belia.
Baca Juga: Seram! 'Sijjin', Adaptasi Film Horor Turki Paling Bikin Merinding. Begini Sinopsisnya
Semangat belajarnya yang tak pernah luntur membawanya pada cita-cita besar: membuat pendidikan lebih merata dan inklusif.
Peran ayahnya juga memainkan peranan besar. Meski ayahnya seorang bangsawan konservatif, semangat belajar Ki Hajar Dewantara dihargai. Ayahnya menjadi teladan tentang kemandirian dan tanggung jawab.
Ki Hajar Dewantara tak hanya memberontak politik melawan kolonialisme Belanda, tapi juga melawan sistem pendidikan yang membatasinya.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Milenial Kota Bekasi Diminta Melek Politik Identitas
Bergabung dalam pergerakan nasionalis, ia memperjuangkan pendidikan yang lebih inklusif dan memberdayakan individu.
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara tidak berhenti berjuang. Ia menjadi pionir dalam dunia pendidikan, membuka Taman Siswa pada tahun 1922.