Beberapa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan Palestina lainnya. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan satu warga Palestina tewas di daerah tersebut. Israel tidak memberikan komentar segera terkait insiden tersebut.
Israel menambahkan 50 perempuan Palestina lagi ke dalam daftar 300 tahanan yang diizinkan untuk dibebaskan dalam gencatan senjata, dianggap sebagai tanda bahwa mereka bersedia untuk bernegosiasi agar lebih banyak sandera bebas di bawah perpanjangan lebih lanjut.
Baca Juga: Taylor Swift Rilis Film Konser ‘Eras Tour’ untuk Merayakan Ulang Tahunnya
Pembebasan warga sipil pria Israel, jika ada, diharapkan dimulai dengan ayah dan suami yang ditangkap bersama anak-anak dan perempuan yang dibebaskan dalam beberapa hari terakhir, seperti Ofer Calderon, yang putrinya Sahar dan Erez dibebaskan pada hari Senin.
"Sulit untuk berpindah dari keadaan kecemasan tanpa akhir tentang nasib mereka menjadi keadaan lega dan sukacita," kata Ido Dan, seorang kerabat, tentang pembebasan kedua gadis itu.
"Ini adalah momen yang menarik dan memenuhi hati, tetapi ... ini adalah awal dari proses rehabilitasi yang sulit bagi Sahar dan Erez, yang masih muda dan telah menjalani pengalaman yang tidak tertahankan."
Baca Juga: Hari Pertama Kampanye Pemilu 2024, Masih Ada APK Terpasang di Jalan Terlarang di Kota Bekasi
Pengepungan Israel telah menyebabkan runtuhnya sistem kesehatan Gaza, terutama di setengah utara wilayah tersebut di mana tidak ada rumah sakit yang masih berfungsi.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan lebih banyak warga Gaza mungkin segera meninggal karena penyakit daripada akibat serangan bom.
Juru bicara WHO, Margaret Harris, yang mengutip laporan PBB tentang kondisi hidup pengungsi dari Gaza utara, mengatakan bahwa sudah ada jumlah yang sangat tinggi kasus bayi yang menderita diare.
Baca Juga: GLP 08 Siap Menangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Target Raih 60 Persen Suara di Kota Bogor
"Tidak ada obat, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses ke air bersih dan kebersihan, dan tidak ada makanan," Ucap Margaret Harris