METROPOLITAN.ID - Kenali tren 'Doom Spending' yang sedang mewabah di kalangan milenial dan generasi Z (Gen-Z).
Istilah 'Doom Spending' merujuk pada pola belanja yang tidak terkendali, di mana individu melakukan pengeluaran impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi keuangan.
Doom spending sendiri pertama kali muncul di media sosial, tetapi popularitasnya meningkat setelah survei oleh Intuit’s Credit Karma pada November 2023.
Baca Juga: KPU Kota Bogor Gelar Raker DPTb, Batas Waktu Pindah Memilih Maksimal 20 November
Tren ini menjadi perhatian khusus bagi gen-z dan milenial, yang dianggap berisiko tinggi untuk menghadapi kemiskinan lebih dibandingkan generasi sebelumnya.
Menurut laporan dari Psychology Today yang dikutip Metropolitan, doom spending sering kali terjadi sebagai cara untuk menghindari atau melarikan diri dari stres yang diakibatkan oleh ketidakpastian masa depan.
Jadi, apa sebenarnya yang mendasari fenomena doom spending di kalangan milenial dan gen-z? Berikut penjelesan selengkapnya.
Baca Juga: Daftar 3 Hotel di Dekat Universitas Brawijaya Malang untuk Jadi Akomodasi saat Berkunjung
Faktor Penyebab Doom Spending
Melansir dari Bloomberg, aktivitas doom spending biasanya dipicu oleh ketidakpastian ekonomi dan kondisi internasional yang tidak stabil.
Hal ini berbeda dari 'retail therapy', yang lebih berkaitan dengan penghiburan diri dari masalah pribadi seperti cinta atau pekerjaan.
Doom spending berakar dari faktor eksternal, seperti krisis ekonomi global dan ketimpangan kekayaan yang semakin terlihat antara masyarakat umum dan kalangan super kaya.
Baca Juga: 6 Pelatih Yang Paling Sering Menggunakan Jasa Raphael Varane dalam Level Klub
Keberadaan ponsel pintar juga turut berkontribusi dalam fenomena ini. Akses yang mudah terhadap berita tentang krisis ekonomi, perang, dan isu lingkungan dapat memperburuk perasaan stres dan ketidakpastian.
