Lebih lanjut, Fadli menyampaikan bahwa penulisan ulang ini bukan dimulai dari nol, melainkan merupakan rekonstruksi sejarah masa lalu Indonesia dengan pendekatan yang lebih objektif dan relevan dengan konteks kekinian.
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Maritim, BRI Gandeng PELNI dalam Skema Pembiayaan Terpadu
Setidaknya enam alasan mendasari inisiatif ini, di antaranya untuk menghapus bias kolonial dalam narasi sejarah, menjawab tantangan zaman dan globalisasi, serta menegaskan pentingnya sejarah yang bersifat otonom dan bebas dari kepentingan luar.
***