Minggu, 21 Desember 2025

Rektor IPB Prof Arif Satria Beli Tahu Goreng dan Telur Asin Usai Wisuda, Ajak Wisudawan Beri Manfaat Berkelanjutan

- Rabu, 23 Juli 2025 | 06:30 WIB
Rektor IPB Prof Arif Satria traktir wakil rektor tahu goreng dan telur asin selepas acara Wisuda Multistrata pada Rabu 25 Juni 2025. (Humas IPB)
Rektor IPB Prof Arif Satria traktir wakil rektor tahu goreng dan telur asin selepas acara Wisuda Multistrata pada Rabu 25 Juni 2025. (Humas IPB)

METROPOLITAN.ID - Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menunjukkan sisi humanisnya usai memimpin Sidang Terbuka Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap VII Tahun Akademik 2024/2025 yang digelar pada Rabu (25/06/25).

Usai acara acara Wisuda Multistrata, ia tanpa ragu menghampiri pedagang tahu goreng dan telur asin langganannya, jajanan sederhana yang penuh kenangan.

Tak hanya membeli untuk dirinya, Prof Arif Satria juga mentraktir para wakil rektor yang mendampinginya. Baginya, tahu goreng yang renyah dan telur asin yang gurih bukan sekadar camilan, melainkan simbol kebersamaan dan kesederhanaan.

Video Rektor IPB jajan tahu goreng dan telur asin usai wisuda

"Wisudawan kenyang ilmu, kita kenyang camilan. Profesor boleh bergelar tinggi, tapi selera tetap membumi," tulisnya dalam video yang diunggah di akun Instagram resminya, @arifsatria10.

Dalam wisuda tersebut, IPB University meluluskan 800 mahasiswa yang terdiri dari 63 lulusan Program Doktor, 304 lulusan Magister, dan 433 lulusan Sarjana.

Dalam pidatonya di hadapan para wisudawan, Prof. Arif menekankan pentingnya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

"Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat untuk manusia lainnya," ucapnya.

Baca Juga: Survei Kepuasan Pelanggan, Langkah Tirta Kahuripan Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Ia juga menjelaskan bahwa manfaat yang diberikan seseorang bisa berbeda-beda dalam hal waktu dan jangkauan.

"Memberi manfaat itu punya level. Ada manfaat yang sifatnya jangka pendek, kecil, atau hanya terasa sebentar. Namun ada juga manfaat yang lebih lama, luas jangkauannya, dan tetap dirasakan meski kita sudah tiada," jelasnya.

Lebih lanjut, ia membedakan antara manfaat yang tidak berkelanjutan dan manfaat yang mampu bertahan dalam jangka panjang.

"Ada manfaat yang tidak sustainable, ada juga manfaat yang sustainable. Manfaat berkelanjutan ini tetap dirasakan orang lain meskipun kita sudah tidak ada di dunia," tambahnya.

Baca Juga: Viral! Pejabat BUMD Bekasi Diduga Selingkuh dengan Anggota Dewan, Mertua Buka Suara

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X