METROPOLITAN.ID - Situasi kekerasan siber terhadap perempuan dan anak di era digital semakin mengkhawatirkan.
Merespons realitas tersebut, Tim Peneliti Hibah yang diketuai oleh Dosen FiSIO Universitas Dj Maria Fitriah menggelar Forum Group Discussion (FGD) di Gedung Bandung Creative Hub (BCH) Lantai 5, Senin (15/9/2025).
Tim penelitian melibatkan dosen dan mahasiswa yang meliputi Firdanianty, Neng Virly Apriliyani, Mujahidah Afifah, Ervina Suhendar, dan Tiara Lie.
FGD yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini mempertemukan berbagai stakeholder Kota Bandung.
Diskusi mengungkap fenomena prostitusi online anak usia dini, eksploitasi di media sosial, hingga penyalahgunaan aplikasi digital.
Baca Juga: Satu Bulan Tak Muncul, Warga Resah dan Laporkan Bupati Buton Sebagai Orang Hilang ke Kantor Polisi
"Anak-anak bahkan menjual video 10 detik dengan bayaran Rp50.000,00–Rp500.000,00 melalui Telegram,” ungkap Wakil Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Kota Bandung sekaligus Kabid Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) dan Kabid Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Kota Bandung, Dade.
Banyak kasus kekerasan siber ini pada kelompok anak-anak. Kejadian yang bermula anak-anak mengirim foto pribadi.
Kemudian foto tersebut dijual atau disebarkan yang menjadi alat ancaman untuk tindakan kejahatan pemerasan.
Persoalan pun tidak hanya berhenti pada ranah digital. Menyoroti akar masalah berada dalam keluarga. Kepala UPT PPA Kota Bandung, Mita mengungkapkan, semua kasus berawal dari komunikasi yang tidak baik. Dalam keluarga, sebanyak 70% adalah komunikasi.
"Namun budaya kita sekarang terbiasa membawa ponsel di tangan. Untuk mencegah tantrum, banyak orang tua dari generasi Z memberikan ponsel sebagai peredam,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan, salah satu kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang ditanganinya di mana seorang istri membutuhkan hampir 12 kali konseling untuk menyelesaikan konflik rumah tangga yang berakar pada komunikasi yang rusak.
FGD di sini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Keluarga) Kota Bandung hadir dengan inovasi membangun pusat layanan terpadu yang mampu menangani berbagai kasus, mulai dari ringan hingga skala besar.
Dari sisi pendidikan, Dinas Pendidikan Kota Bandung menekankan penguatan sekolah ramah anak yang disertai program parenting rutin untuk membangun komunikasi sehat antara orang tua dan anak.