METROPOLITAN.ID - Media sosial dihebohkan dengan kemunculan foto Presiden RI Prabowo Subianto di sebuah baliho Abraham Shield Israel.
Dalam baliho yang ramai dibagikan di platform X (Twitter) itu, Prabowo tampil berdampingan dengan sejumlah tokoh dunia lain, termasuk mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Keberadaan foto Prabowo di baliho tersebut sontak memicu pertanyaan publik. Tak sedikit warganet menuding seolah-olah Presiden Indonesia itu mendukung Israel yang dituding melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.
Menanggapi kehebohan itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI akhirnya buka suara.
Juru Bicara Kemlu RI Yvonne Mewengkang menegaskan posisi Indonesia sangat jelas dan tidak berubah soal Israel.
Baca Juga: Prabowo Singgung Anies Baswedan di Munas PKS, Aku Enggak Dendam Dikasih Nilai 11
"Posisi Indonesia sangat clear bahwa tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel, baik melalui Abraham Accords atau platform lainnya, kecuali Israel terlebih dahulu mau mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," kata Yvonne.
Ia menambahkan, sikap ini juga telah berkali-kali disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugino, yang menegaskan bahwa setiap visi atau inisiatif terkait Israel harus diawali dengan pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Awal Mula Foto Prabowo di Baliho Israel
Baliho yang memicu kontroversi itu pertama kali diunggah oleh akun X @AbrahamShield25.
Dalam baliho tersebut tertulis bahwa Koalisi Israel untuk Keamanan Regional meluncurkan kampanye yang mendorong pemerintah Israel mendukung inisiatif Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan memperluas Perjanjian Abraham (Abraham Accords).
Koalisi itu disebut beranggotakan lebih dari 120 pemimpin senior di bidang keamanan, kebijakan, dan ekonomi Israel, yang menilai gagasan Trump sebagai langkah serius untuk menciptakan realitas baru di Gaza tanpa Hamas.
Keberadaan potret Presiden Prabowo Subianto dalam baliho kampanye tersebut memicu kritik tajam dan perdebatan publik mengenai posisi Indonesia terhadap konflik Israel–Palestina.
