Senin, 22 Desember 2025

Ada Apa di Tanggal 7 Oktober 2025? Langit Indonesia Suguhkan Pemandangan Langka Supermoon Harvest Moon

- Senin, 6 Oktober 2025 | 19:50 WIB
Langit Indonesia Suguhkan Pemandangan Langka Supermoon Harvest Moon, 7 Oktober 2025.
Langit Indonesia Suguhkan Pemandangan Langka Supermoon Harvest Moon, 7 Oktober 2025.

METROPOLITAN.ID – Langit Indonesia bakal dihiasi pemandangan langka pada Selasa, 7 Oktober 2025. Malam itu, masyarakat berkesempatan menyaksikan bulan purnama terbesar dan paling terang tahun ini, yang dikenal dengan sebutan supermoon Harvest Moon.

Fenomena ini diprediksi mencapai puncaknya pada Selasa pagi pukul 10.48 WIB, namun pesona terbaiknya bisa dinikmati pada malam hari saat bulan muncul penuh di langit.

Supermoon kali ini bukan sekadar purnama biasa. Bulan akan tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada purnama reguler karena posisinya berada di perigee, titik terdekatnya dengan Bumi.

Cahaya putih keemasan bulan diprediksi menyinari langit dengan spektakuler momen yang jarang terulang dan sayang untuk dilewatkan.

Baca Juga: Rekor Tertinggi! Harga Emas Antam Hari Ini 6 Oktober 2025, Tembus Rp 2,25 Juta per Gram

Fenomena Panen di Bawah Cahaya Bulan

Mengutip Independent, supermoon kali ini dijuluki Harvest Moon atau “Bulan Panen”. Julukan tersebut sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu di belahan bumi utara.

Nama ini diberikan untuk bulan purnama yang paling dekat dengan titik ekuinoks musim gugur, yang biasanya terjadi pada 22–23 September.

Pada masa lalu, sebelum listrik ditemukan, petani memanfaatkan cahaya terang bulan ini untuk memanen hasil bumi pada malam hari. Cahaya bulan yang memancar lembut di ladang membantu mereka bekerja lebih lama setelah matahari terbenam.

Tahun ini, Harvest Moon menjadi semakin istimewa karena kehadirannya jatuh pada 7 Oktober 2025, yang tercatat sebagai kemunculan Harvest Moon paling akhir sejak tahun 1987. Ini juga menjadi supermoon pertama setelah 11 bulan tidak terjadi fenomena serupa.

Selain ukurannya yang lebih besar dan cahayanya yang lebih terang, ilusi bulan menjadi daya tarik lain dari fenomena ini. Saat bulan berada rendah di dekat cakrawala, mata manusia cenderung melihatnya jauh lebih besar dibanding saat bulan sudah tinggi di langit.

NASA menjelaskan bahwa fenomena ini bukan perubahan ukuran bulan yang sebenarnya, melainkan efek optik yang dihasilkan oleh perspektif visual otak manusia.

Baca Juga: Macan Tutul Tiba-Tiba Masuk ke Hotel Anugrah Bandung, Pengunjung Panik dan Dievakuasi Petugas

Keberadaan objek di sekitar cakrawala seperti pepohonan, gunung, atau gedung pencakar langit membuat bulan terlihat lebih megah.

Waktu Terbaik untuk Menyaksikan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X