METROPOLITAN.ID - Wakil Bupati Banten, Dimyati Natakusumah, menjadi sorotan publik setelah meminta agar Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, dinonaktifkan dari jabatannya.
Permintaan tersebut muncul buntut dari insiden tamparan yang dilakukan kepala sekolah terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok saat kegiatan Jumat Bersih berlangsung.
Sebelumnya, Gubernur Banten Andra Soni juga menyampaikan pandangan serupa. Ia menilai masih banyak cara lain yang lebih tepat untuk mendisiplinkan siswa tanpa kekerasan fisik.
Baca Juga: Peduli Kesehatan dan Kemanusiaan, NasDem Kota Bogor Gelar Donor Darah Sambut Ultah ke 14
Menurut keterangan Dini Fitria, insiden itu terjadi karena sang siswa tidak mengakui perbuatannya meski tertangkap merokok.
Ia mengaku sempat terpancing emosi dan menampar siswa tersebut, meski dengan pukulan pelan.
Akibat kejadian itu, orang tua siswa bernama Tri Indah Alesti melaporkan Dini Fitria ke Polres Lebak.
Situasi semakin memanas setelah lebih dari 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok belajar, menuntut agar kepala sekolah dicopot dari jabatannya.
Dimyati Natakusumah menegaskan bahwa tindakan kekerasan di dunia pendidikan tidak dapat dibenarkan dalam bentuk apa pun.
“Karena memukul itu cara mendidik yang salah. Dia akan anarkis dan destruktif nanti ke depannya,” ujar Dimyati.
Ia menambahkan bahwa proses pendidikan harus dilakukan dengan pendekatan yang sesuai prosedur.
“Mengajarkan itu harus sesuai SOP, mengingatkan anak-anak itu tidak bisa dengan kasar, tidak bisa dengan amarah, tidak bisa dengan emosi,” sambungnya.
Wabup Banten itu juga menyoroti banyaknya kasus kekerasan di lingkungan sekolah yang berawal dari kesalahan metode dalam mendidik siswa.