Baca Juga: Kerja Sama Sukabumi-Gorontalo Dorong Transformasi Pemerintahan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut Rusli, video tersebut direkam tanpa izin dan kemudian diunggah ulang oleh pihak lain dengan narasi yang menyesatkan.
Bahkan, video itu dikaitkan dengan isu penutupan tambang oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sehingga menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Videonya diunggah di status sopir truk, lalu ada yang unduh dan buat narasi seolah kami hidup berlebihan di tengah kesulitan warga,” ungkap Rusli.
Kades Rusli mengaku sudah bertemu langsung dengan sopir truk yang merekam video tersebut.
“Dia sudah minta maaf sambil menangis. Kami juga sudah maaf-maafan. Narasi yang dibuat orang lain itu malah jadi adu domba dengan warga,” ujarnya menambahkan.
Menanggapi polemik yang terus berkembang, Camat Cigudeg, Ade Zulfahmi, turut memberikan klarifikasi.
Baca Juga: Pemuda Asal Lubuk Linggau Ditemukan Tak Bernyawa di Cilacap, Pesannya untuk Nenek Bikin Haru
Ia menyebut bahwa video viral itu direkam jauh sebelum adanya kebijakan penutupan tambang di wilayah tersebut.
“Sudah kami klarifikasi. Video itu dibuat pada bulan Juli, sebelum penutupan tambang. Jadi bukan video baru,” jelas Ade.
Lebih lanjut, Ade mengatakan, berdasarkan keterangan yang diterima dari Rusli, video tersebut berasal dari status WhatsApp pribadi istri Kades yang kemudian disebarkan ulang oleh orang lain.
“Dia bilang itu video story WhatsApp yang diambil orang dan disebar ulang sekarang,” tambahnya.
Camat Ade pun menegaskan, video tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan kebijakan penutupan tambang di Cigudeg yang saat ini sedang ramai dibicarakan.
“Tidak ada kaitannya dengan penutupan tambang,” pungkasnya.