METROPOLITAN.ID - Polemik dugaan keterlibatan mantan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara, kembali menjadi perbincangan hangat setelah muncul kabar bahwa 16 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut-sebut berada di bawah kendalinya.
Isu tersebut mencuat ke publik tidak lama setelah muncul laporan dugaan keracunan makanan yang dialami belasan siswa SMP Swasta Bina Karya di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah.
Kejadian itu membuat masyarakat mempertanyakan pihak pengelola dapur SPPG setempat, terlebih karena nama keluarga mantan bupati kembali ikut terseret.
Di tengah memanasnya rumor tersebut, Andri Wibawa, putra dari Aa Umbara, akhirnya angkat bicara. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab pengelolaan dapur SPPG Sukatani berada pada dirinya secara pribadi, bukan pada ayahnya.
“Harus diklarifikasi dulu, untuk dapur saya yang bertanggung jawab bukan ayah saya (Aa Umbara),” kata Andri.
Andri menjelaskan bahwa total dapur SPPG yang direncanakan berjumlah 16 titik. Namun, hingga saat ini hanya sebagian kecil yang benar-benar beroperasi.
“Kalau sekarang yang beroperasi itu hanya lima dapur. Totalnya memang ada 16 titik, tapi yang sudah operasional baru lima. Ke depan, kita kembangkan sesuai kemampuan dan kesiapan sumber daya,” tambahnya.
Pernyataan tersebut sekaligus membantah kabar yang menyebut ayahnya terlibat dalam operasional dapur program MBG.
Baca Juga: Tanggal 14 November Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan Nasional dan Internasional
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, jumlah dapur SPPG di wilayah tersebut mencapai 122 titik yang menjadi tulang punggung penyediaan makanan harian untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Namun, tidak semuanya telah lolos sertifikasi standar. Data terbaru Dinkes menunjukkan:
36 dapur SPPG sudah memiliki sertifikat SLHS (Surat Laik Higiene Sanitasi)
8 dapur lainnya tengah menjalani proses penerbitan sertifikat
