Angka tersebut diperkirakan masih bisa bertambah lantaran pencarian di beberapa daerah sulit dijangkau.
Tragedi ini memicu kemarahan publik. Banyak warganet menilai kerusakan hutan menjadi faktor krusial yang selama ini diabaikan. Foto-foto citra satelit yang beredar menunjukkan betapa luasnya area yang telah gundul akibat aktivitas industri.
Perusahaan Mana Saja yang Jadi Pemicu Banjir Sumatera?
Walhi Sumut secara eksplisit menyebut ada tujuh perusahaan yang diduga berkontribusi pada krisis ekologis di kawasan Tapanuli.
Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini 2 Desember 2025: Galeri24 dan UBS Menguat
Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Rianda Purba, menegaskan bahwa aktivitas mereka berada sangat dekat atau bahkan menembus area sekitar Batang Toru.
"Semua beroperasi di atau sekitar Batang Toru, habitat orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, dan satwa dilindungi lain," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Rianda Purba.
Ia juga menambahkan bahwa kerusakan tersebut bukan hanya akibat cuaca ekstrem.
“Banjir dan longsor bukan semata akibat hujan. Citra satelit menunjukkan hutan gundul di lokasi terdampak. Ini bencana ekologis akibat campur tangan manusia,” lanjutnya.
Pernyataan tegas ini membuat semakin banyak mata tertuju pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di ekosistem penting tersebut.
Daftar Perusahaan yang Diduga Memicu Kerusakan Lingkungan
Berikut adalah tujuh perusahaan yang disebut Walhi memiliki peran dalam degradasi lingkungan yang memperparah banjir Sumatera:
1. PT Agincourt Resources
Pengelola tambang emas Martabe, salah satu tambang emas terbesar di Indonesia.
2. PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE)