METROPOLITAN.ID - Sorotan publik terhadap penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, seperti Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat, kini turut menyeret nama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni ke tengah pusaran kritik.
Meningkatnya kemarahan warganet di media sosial bahkan memunculkan desakan agar Raja Juli mundur dari posisi menteri, karena dinilai memiliki tanggung jawab dalam kerusakan lingkungan yang memicu banjir dan longsor di kawasan tersebut.
Ditemui awak media, Raja Juli menegaskan dirinya tidak bergeming atas tekanan yang menyeruak di publik.
Baca Juga: Akun Instagram Ayu Puspita Apa? Ini Sosok Pemiliki WO yang Diduga Menipu Ratusan Calon Pengantin
Dengan tegas, ia menyatakan tunduk kepada kewenangan Presiden dalam menentukan nasib jabatan yang ia emban.
"Saya yakin ya namanya kekuasaan itu milik Allah ya, dan itu hak prerogatif presiden. Jadi saya siap dievaluasi," kata Raja Juli kepada wartawan.
Ia juga menegaskan komitmen untuk terus bekerja meskipun badai kritik terus mengarah pada dirinya.
Baca Juga: Kisah Pilu Bencana Sumatera : Tak Ada Kompor, Gunakan Lilin untuk Masak
"Jadi monggo, tanggung jawab saya hanya bekerja semaksimal mungkin yang saya bisa. Selanjutnya itu adalah hak prerogatif Pak Presiden," tambahnya.
Setelah berbagai daerah di Sumatera mengalami bencana yang memaksa ribuan warga mengungsi serta merusak ribuan rumah, warganet menumpahkan kekesalan mereka terutama kepada kementerian yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan hutan dan lingkungan.
Namun menurut Raja Juli, dirinya memilih tidak menutup ruang publik untuk menyampaikan kritik.
"Saya katakan tadi kritik netizen kepada saya, saya nggak pernah hapus ya. Itu bagian dari apa namanya, ya aspirasi, kemarahan, itu bahkan harapan ya, ekspektasi," pungkasnya