Minggu, 21 Desember 2025

Canggih! Universitas Gunadarma Luncurkan Robot Catur Cerdas Tartakower

- Selasa, 9 Desember 2025 | 08:08 WIB
Penampakan Robot Catur Cerdas Tartakower yang dikembangkan Universitas Gunadarma. Foto : Istimewa (Ist)
Penampakan Robot Catur Cerdas Tartakower yang dikembangkan Universitas Gunadarma. Foto : Istimewa (Ist)

METROPOLITAN.ID - Universitas Gunadarma kembali memperkenalkan inovasi terbaru di bidang kecerdasan buatan dan sport technology melalui peluncuran Robot Catur Cerdas Tartakower.

Robot ini dikembangkan dengan mereplikasi gaya bermain maestro catur dunia, Savielly Tartakower, termasuk pembukaan andalannya Queen’s Gambit Declined yang kerap digunakan pecatur top seperti Garry Kasparov dan Anatoly Karpov.

Robot Catur Tartakower dilengkapi berbagai fitur modern, mulai dari kemampuan mendeteksi langkah ilegal, modul pembukaan Queen’s Gambit Declined, hingga integrasi dengan Digital Game Technology (DGT) Chess Board untuk pencatatan langkah secara real-time.

Rektor Universitas Gunadarma, Prof. Dr. E.S. Margianti mengatakan, pengembangan robot catur cerdas merupakan bagian dari komitmen kampus dalam menghadirkan teknologi yang dapat berkontribusi bagi pembelajaran dan perkembangan olahraga catur di Indonesia.

“Melalui inovasi ini, kami berharap semakin banyak pecatur muda yang dapat memanfaatkan teknologi dalam proses latihan dan analisis permainan,” kata Prof. Margianti melalui keterangan tertulis yang diterima baru-baru ini.

Produk Ketiga dari Seri Robot Catur Cerdas Gunadarma
Robot Tartakower menjadi produk ketiga yang dikembangkan Gunadarma setelah Robot Catur Bogoljubov dan Robot Catur Capablanca. Di antara keduanya, Robot Bogoljubov telah diuji tanding melawan sejumlah pecatur nasional.

Beberapa di antaranya bahkan berstatus Grand Master (GM), seperti Susanto Megaranto (Elo rating 2476) yang bermain remis, serta Novendra Priasmoro (Elo rating 2394) yang mencatat satu kekalahan dan satu remis melawan robot tersebut.

"Rekam jejak tersebut menjadi bukti bahwa sistem dan algoritma yang digunakan mampu bersaing di level kompetitif," ujar Prof. Margianti.

Mengenal Tartakower, Maestro Catur Hypermodern
Nama Tartakower diambil dari sosok pecatur kelahiran 21 Februari 1887 di Rostov, yang pada masa itu merupakan wilayah Kekaisaran Rusia. Ia tumbuh besar di Wina dan mulai mendalami catur ketika menempuh studi hukum di Jenewa dan Wina hingga memperoleh gelar Doktor Hukum pada 1909.

Sebagai pecatur, Tartakower dikenal sebagai salah satu tokoh penting aliran Hypermodern. Ia memenangkan sejumlah turnamen bergengsi, antara lain Wina (1923), Hastings (1926–1927 dan 1927–1928), serta Liege (1930) dengan mengalahkan Mir Sutan Khan. Ia juga dua kali menjadi juara nasional Polandia dan meraih medali emas Olimpiade Catur Hamburg 1930 bersama Akiba Rubinstein.

Tartakower mencatat kemenangan atas sejumlah legenda seperti Emanuel Lasker dan Alexander Alekhine. Hanya José Capablanca yang dianggap terlalu tangguh baginya.

Selain sebagai pemain, ia juga seorang pemikir dan ahli teori pembukaan. Tartakower memperkenalkan sejumlah sistem yang masih dipakai hingga kini, termasuk Queen’s Gambit Declined dan pembukaan Catalan di Barcelona pada 1929. Ia juga aktif menulis, dengan karya yang menjadi rujukan dunia catur seperti My Best Games of Chess 1905–1954 dan The Hypermodern Game of Chess.

Diharapkan Dorong Perkembangan Catur Nasional
Mengambil nama Tartakower, Universitas Gunadarma berharap robot catur cerdas ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan riset, sekaligus mendorong berkembangnya ekosistem catur di Indonesia.

“Teknologi harus hadir untuk menguatkan proses pendidikan dan pembinaan olahraga. Robot Catur Tartakower merupakan wujud nyata dari kontribusi itu,” tandas Prof Margianti. (suf)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X