Salah satu yang paling ramai diperbincangkan adalah saat ia memarahi Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, karena tetap berangkat umrah sementara wilayahnya dalam kondisi darurat.
Sikap kerasnya disampaikan secara terbuka dalam rapat koordinasi penanganan bencana, “Saya harapkan kepada Bupati/Wali Kota yang cengeng, letakkan jabatannya. Ganti yang lain, apa salahnya.”
Ucapan itu mempertegas karakter kepemimpinannya: disiplin, tidak mentolerir kelambanan birokrasi, dan mengutamakan keselamatan warga.
Profil Muzakir Manaf
Lahir di Mane Kawan, Seunuddon, Aceh Utara pada 3 April 1964, Mualem tumbuh di tengah situasi Aceh yang bergolak.
Baca Juga: Berap Gaji PPPK BGN 2025 Jika Lolos? Ini Rinciannya Berdasarkan Golongan
Gagal masuk TNI tidak menyurutkan langkahnya. Pada 1986, ia memilih bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan menjalani pelatihan militer di Libya.
Pengabdiannya membuat ia dipercaya sebagai Panglima Komando Pusat GAM pada 2002, setelah Abdullah Syafi’i gugur.
Kiprah militernya berujung pada peran besar dalam masa transisi damai setelah Perjanjian Helsinki 2005.
Ia mendirikan Komite Peralihan Aceh (KPA) serta ikut melahirkan Partai Aceh, menjadi ketua pertama partai tersebut.
Di dunia pemerintahan, Mualem pernah menduduki jabatan Wakil Gubernur Aceh 2012–2017 mendampingi Zaini Abdullah.
Setelah sempat gagal dalam kontestasi Pilkada 2017, ia kembali ke panggung politik dan kini memimpin Aceh sebagai gubernur.
Berapa Kekayaan Muzakir Manaf?
Sebagai pejabat publik, Muzakir Manaf melaporkan hartanya ke LHKPN. Berdasarkan data resmi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 28 Agustus 2024, total kekayaan Mualem mencapai Rp48.318.030.236 (Rp48,31 miliar).
