METROPOLITAN.ID - Aksi pengeroyokan brutal yang menewaskan seorang penagih utang alias mata elang (matel) di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis malam, 11 Desember 2025, berujung pada kerusuhan dan pembakaran fasilitas umum.
Sedikitnya sembilan kios serta delapan kendaraan dilaporkan hangus dilalap api dalam insiden yang berlangsung hingga larut malam itu.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Asril Rizal, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan kebakaran tepat pukul 23.35 WIB.
"Jumlah objek yang terbakar, yakni sembilan kios, enam kendaraan roda dua, dan satu kendaraan roda empat," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Asril Rizal.
Baca Juga: Apa itu Mata Elang? Ini Kronologi dan Motif Dua Matel Tewas Dikeroyok
Peristiwa kebakaran itu terjadi di kawasan Jalan H Mahmud Raya, Blok Langgar Nomor 1, RT 07/RW 04, Duren Tiga, Pancoran, tak jauh dari lokasi pengeroyokan matel yang sebelumnya terjadi.
Laporan awal menyebutkan adanya pembakaran oleh oknum yang membawa bensin, sehingga api dengan cepat menjalar ke deretan kios dan beberapa kendaraan warga.
Begitu menerima laporan, pos Gulkarmat terdekat langsung berkoordinasi dengan kepolisian dan menurunkan pasukan penuh ke lokasi. Total, 49 personel diterjunkan dengan dukungan:
- 6 unit pompa,
- 2 unit tim Quick Response,
- 1 unit watermist,
- 1 unit komando.
Upaya pemadaman dilakukan dari beberapa titik untuk menghindari penjalaran api ke bangunan pemukiman yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Luas area terdampak dilaporkan mencapai 195 meter persegi. Berdasarkan perkiraan Gulkarmat, kerugian materi akibat kebakaran tersebut menembus Rp273 juta.
“Dugaan penyebab pembakaran menggunakan bensin,” kata Asril menegaskan.
Pemicu Kerusuhan: Utang Sepeda Motor
Pihak kepolisian menjelaskan bahwa kericuhan berawal dari persoalan utang sepeda motor. Pemilik kendaraan disebut belum melunasi pembayaran motor sekalipun sepenuhnya digunakan, sementara pihak penyedia belum menerima satu rupiah pun.
Untuk menagih, pemilik kendaraan lantas meminta bantuan dua orang matel berinisial MET dan NAT.