Dalam strategi komunikasi dua arah, Pranata Humas menggunakan analisis data sebagai alat untuk mengumpulkan umpan balik yang lebih terperinci.
Data dari survei, komentar di media sosial, atau pengaduan yang diterima oleh lembaga pelayanan publik dapat memberikan wawasan yang berharga tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dengan cermat, Humas dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang signifikan dan berulang.
Misalnya, melalui data, mereka dapat mengetahui bahwa ada masalah yang berhubungan dengan lamanya waktu tunggu dalam antrian layanan publik atau ketidakjelasan informasi yang diberikan kepada masyarakat.
Grunig (2007) mengemukakan teori situasi publik, sebuah teori yang menggambarkan bagaimana individu berkomunikasi dan berperilaku dalam situasi yang tidak pasti dan sulit.
Menurut teori situasi publik, individu akan mencari informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi yang tidak pasti.
Teori ini juga menjelaskan bahwa individu akan lebih aktif dalam berkomunikasi ketika situasi berubah dan menciptakan peluang yang relevan bagi mereka.
Melalui teori ini, memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi publik yang terlibat dalam masalah tersebut, memahami tingkat keterlibatan mereka, dan merancang pesan yang sesuai untuk berkomunikasi dengan publik tersebut.
Dengan memahami situasi publik secara lebih mendalam, kebijakan publik dapat dirancang dengan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan dan kepentingan publik yang terlibat.
Selanjutnya, data yang telah terkumpul dan diolah, dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang atau merevisi kebijakan pelayanan publik.
Selain itu, data tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye komunikasi yang dilakukan.
Asemah, dkk (2023) menjelaskan bahwa dalam mengevaluasi kampanye, data online dapat digunakan untuk melacak kinerja secara berkelanjutan.
Dengan menguji selama kampanye berlangsung, kita dapat memperoleh informasi yang baik untuk kampanye berikutnya.
Selain itu, evaluasi kampanye juga perlu dilakukan setelah semua kegiatan selesai.
Evaluasi ini penting untuk mengetahui bagian kampanye yang berhasil dan yang tidak berhasil, serta untuk menentukan situasi setelah kegiatan kampanye dilakukan.