Baca Juga: Manchester United Terkendala Dana, Perekrutan Striker Baru Terancam Gagal
“KMP Tunu Pratama Jaya bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi sekitar pukul 22:56 WIB menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali,” ujarnya seperti dilansir dari Suara.com.
Kapal dilaporkan mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta membawa 22 unit kendaraan.
Dugaan awal penyebab tenggelamnya kapal adalah kebocoran pada ruang mesin, yang menyebabkan kapal kehilangan daya dan mengalami blackout hanya dalam tiga menit setelah panggilan darurat pertama.
Baca Juga: Said Didu Desak Reshuffle Kabinet Prabowo: Sebut Nama Menteri yang Perlu Diganti
Kendala Cuaca dan Fokus Pencarian
Tim pencari menghadapi hambatan serius berupa cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Selat Bali, yang mencapai 2,5 meter.
Kondisi ini menyulitkan pergerakan kapal pencari dan menyulitkan proses evakuasi.
Pihak Basarnas Banyuwangi juga menerjunkan kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) untuk menyisir lokasi kejadian.
Di sisi lain, kapal dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) turut memperkuat pencarian.
Wahyu Setia Budi menegaskan bahwa data manifest penumpang menjadi pedoman utama dalam proses pencarian dan penyelamatan.
Baca Juga: Daftar 5 Tempat Makan Bubur Ayam Favorit di Yogyakarta untuk Wisata Kuliner saat Berkunjung
Hingga saat ini, prioritas utama tim SAR gabungan adalah menemukan sisa penumpang yang masih dinyatakan hilang.
Upaya penyelamatan terus dilanjutkan meskipun menghadapi tantangan kondisi laut yang ekstrem.
Dengan dukungan dari berbagai instansi nasional dan daerah, operasi pencarian diharapkan dapat menemukan seluruh korban KMP Tunu Pratama Jaya dengan segera.