METROPOLITAN.ID - Pengamat kebijakan publik sekaligus mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, kembali menyuarakan kritik tajam terhadap susunan kabinet yang akan datang.
Dalam diskusi di Podcast Deddy Corbuzier, Said menekankan pentingnya reshuffle kabinet sebagai langkah krusial untuk memastikan setiap menteri sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, pergantian menteri bukan sekadar formalitas, melainkan keharusan strategis guna memperkuat implementasi kebijakan negara.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Ini Deretan Film Seru yang Tayang di Bioskop Juli 2025
“Perbaikan hanya bisa dilakukan jika Presiden menentukan orang-orang yang sejalan dengan visi dan misinya,” ujar Said Didu.
Ia menilai bahwa kohesi dalam kabinet sangat penting agar seluruh elemen pemerintahan mampu bekerja secara terpadu.
Jika tidak ada keselarasan, lanjutnya, kebijakan negara dikhawatirkan tidak akan berjalan efektif.
Baca Juga: Liburan Sekolah 2025 Gak Asik Kalau Belum ke Tempat Wisata Ini di Lembang!
Soroti Menteri yang Dianggap Tak Sejalan dengan Prabowo
Dalam pernyataannya, Said Didu menyebut sejumlah nama menteri yang seharusnya tidak dipertahankan dalam kabinet baru nanti.
Mereka adalah Erick Thohir (Menteri BUMN), Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian), Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi), serta Budi Arie Setiadi (Menkominfo).
“Erick, Airlangga, dan Bahlil dianggap tidak memikirkan rakyat dan menyimpang dari visi Prabowo,” tegas Said.
Ia juga menilai pergantian Budi Arie perlu dilakukan untuk menegaskan komitmen Prabowo kepada publik, terutama agar masyarakat yakin terhadap arah pemerintahan yang akan dibentuk.