METROPOLITAN.ID – Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi menonaktifkan Dwi Hartono, mahasiswa Magister Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Pemerintah, Mohamad Ilham Pradipta.
Langkah tegas ini diambil sebagai bentuk komitmen kampus terhadap penegakan hukum serta menjaga integritas akademik.
Wakil Rektor UGM, I Made Andi Arsana, menegaskan bahwa keputusan tersebut sudah disahkan melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Dekan FEB, Prof. Didi Achjari.
"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada semester gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang sedang berlangsung," kata I Made Andi.
Baca Juga: Apa Akun Instagram Dwi Hartono? Pengusaha Muda yang Terseret Kasus Pembunuhan Kacab BRI
Kasus ini semakin menyita perhatian publik setelah Polrestabes Semarang mengungkap fakta bahwa Dwi Hartono bukan kali pertama berurusan dengan hukum.
Kepala Satreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma, menyebutkan bahwa Dwi pernah dipenjara selama dua tahun karena kasus pemalsuan ijazah SMA Paket C.
Kronologi Penculikan dan Pembunuhan
Peristiwa penculikan terhadap Mohamad Ilham Pradipta bermula pada 20 Agustus 2025. Saat itu, korban diduga diculik di area parkiran Lotte Mart, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Aksi tersebut bahkan terekam kamera CCTV yang kini menjadi bukti penting dalam penyelidikan.
Sehari berselang, tepat pada 21 Agustus 2025 pukul 05.30 WIB, jasad Ilham ditemukan seorang warga saat menggembalakan ternak di persawahan Desa Naga Sari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Kondisi korban mengenaskan tubuhnya terikat lakban pada mata, tangan, dan kaki. Hasil autopsi mengungkap bahwa korban meninggal akibat benturan benda tumpul pada dada dan leher, serta kehabisan oksigen akibat tekanan yang menghambat pernapasan.
Baca Juga: Siapa Dwi Hartono? Pengusaha Hedon Jambi yang Diduga Jadi Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI
Dalam operasi besar-besaran, kepolisian berhasil menangkap delapan orang yang diduga terlibat. Empat pelaku pertama, berinisial AT, RS, RAH, dan RW, diduga sebagai eksekutor penculikan. Empat lainnya, yakni DH, YJ, AA, dan C, berperan sebagai pelaku intelektual.
Belakangan, Polda Metro Jaya memastikan bahwa Dwi Hartono, yang juga dikenal sebagai pengusaha bimbingan belajar, adalah otak utama di balik penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.