berita-hari-ini

Apa Penyebab Penjarahan Dirumah Sri Mulyani Sulit Diungkap? Lebih Sulit dari Kerusuhan

Minggu, 28 September 2025 | 06:39 WIB
Penyebab Penjarahan Dirumah Sri Mulyani. (Instagram/@smindrawati)


METROPOLITAN.ID - Misteri penjarahan di rumah pribadi mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, hingga kini belum terpecahkan sepenuhnya.

Meski sudah lewat beberapa pekan sejak peristiwa itu terjadi, publik masih mempertanyakan alasan mengapa kasus ini terkesan lambat diungkap aparat kepolisian.

Peristiwa yang berlangsung di kawasan elit Jalan Mandar Sektor III, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025, menjadi salah satu insiden paling mengejutkan tahun ini.

Rumah mantan Menkeu tersebut menjadi sasaran amukan massa, yang bukan hanya merusak, tetapi juga mengangkut barang-barang rumah tangga secara massal.

Baca Juga: Apa Profesi 3 Anak Sri Mulyani? Begini Jejak Karier Mereka yang Mentereng

Dalam beberapa rekaman yang viral di media sosial, termasuk yang diunggah akun Instagram @fakta.jakarta, terlihat ratusan orang berdesakan di halaman dan ruangan rumah Sri Mulyani.

Mereka sebagian besar anak muda dengan wajah tertutup masker dan topi, tampak tenang keluar-masuk rumah sambil membawa kursi, televisi layar lebar, hingga perabotan mewah lainnya.

Yang mengejutkan, meski terjadi dalam durasi sekitar satu jam sejak pukul 02.00 WIB, aksi itu berlangsung tanpa perlawanan berarti dan tanpa pengrusakan besar seperti pembakaran yang biasanya terjadi dalam kerusuhan massa.

Situasi baru mereda menjelang pukul 03.00 WIB ketika sebagian besar massa bubar.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui bahwa kasus ini bukan perkara mudah bagi kepolisian. Menurutnya, penjarahan massal yang muncul secara spontan sulit diantisipasi dan ditangani dibandingkan aksi anarkis biasa saat demonstrasi.

“Kalau aksi penjarahan ini memang jauh lebih sulit. Karena apa? Terjadinya, biasanya pasca-kerusuhan dan titiknya juga menyebar, tidak di satu titik. Sehingga kemudian ya terus terang polisi memang sulit menghadapi hal tersebut, memang tidak terdeteksi,” kata Kapolri. 

Baca Juga: Siapa Anak Menkeu Purbaya? Diduga Sindir Sri Mulyani Agen CIA

Ia menambahkan bahwa berbeda dengan demonstrasi yang kerap bisa dibaca polanya oleh aparat, penjarahan cenderung muncul tiba-tiba dan bercampur dengan kelompok perusuh.

“Terkait dengan pola-pola pelaku aksi anarkis, pelaku kerusuhan, Polri bisa membaca pola mereka sehingga kemudian terlihat tanda-tandanya di lapangan. Mereka turun tanpa orasi kemudian langsung melakukan lemparan dan sebagainya dari hal tersebut kita bisa pelajari. Sehingga tentunya juga kita mengedepankan pencegahan,” jelas Kapolri. 

Untuk mencegah kerusuhan di lapangan, kata Listyo, pihaknya biasanya melakukan swiping terhadap benda-benda berbahaya.

Halaman:

Tags

Terkini