Senin, 22 Desember 2025

Apa Penyebab Penjarahan Dirumah Sri Mulyani Sulit Diungkap? Lebih Sulit dari Kerusuhan

- Minggu, 28 September 2025 | 06:39 WIB
Penyebab Penjarahan Dirumah Sri Mulyani. (Instagram/@smindrawati)
Penyebab Penjarahan Dirumah Sri Mulyani. (Instagram/@smindrawati)

“Jadi kita lakukan swiping terhadap bom molotov, terhadap senjata tajam yang mereka bawa, itu kita lakukan untuk mencegah terjadinya kerusuhan,” katanya.

Namun, insiden di kediaman Sri Mulyani ini dinilai lebih kompleks dan menjadi pekerjaan rumah besar bagi Polri.

“Jadi ini lebih kompleks, lebih sulit dan tentunya itu juga menjadi salah satu PR (pekerjaan rumah) kita ke depan untuk kemudian bisa mengatasi hal tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya, rumah pribadi Sri Mulyani dilaporkan menjadi salah satu kediaman pejabat yang dirusak dan dijarah. 

Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 31 Agustus 2025 dini hari di kawasan Jalan Mandar Sektor III, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten.

Baca Juga: Jejak Sri Mulyani, Menteri Keuangan dengan Segudang Prestasi dan Kontroversi

Rekaman kejadian tersebut tersebar luas setelah diunggah akun Instagram @fakta.jakarta, memperlihatkan bagaimana rumah mewah Sri Mulyani dipenuhi ratusan orang tak dikenal.

Berdasarkan informasi yang beredar, sekitar pukul 02.00 WIB, massa dalam jumlah besar mendatangi rumah Menkeu. Mereka terdiri dari anak muda, sebagian mengenakan topi dan masker untuk menutupi wajah.

Tanpa perlawanan berarti, massa masuk ke kediaman Sri Mulyani dan mulai membawa keluar barang-barang rumah tangga.

Barang yang diangkut beragam, mulai dari televisi layar lebar, kursi, meja, hingga perabotan lain. Dalam beberapa video yang viral, terlihat sejumlah perempuan muda berjalan sambil menjinjing barang-barang hasil penjarahan.

Aksi ini berlangsung hampir satu jam penuh. Meski ramai, tidak terlihat adanya pengrusakan besar atau pembakaran. Sekitar pukul 03.00 WIB, situasi baru berangsur kondusif.

Sri Mulyani sendiri belakangan memang menjadi sorotan tajam publik. Kebijakan fiskal dan pajak yang dinilai membebani masyarakat memicu kekecewaan, terutama di tengah situasi ekonomi yang sulit.

Kondisi ini diyakini menjadi salah satu pemicu amarah warga yang kemudian berujung pada aksi penyerbuan.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X