berita-hari-ini

Sejarah dan Kontroversi BRIN, Lembaga Penelitian yang Kini Dikomandoi Prof Arif Satria

Senin, 10 November 2025 | 19:07 WIB
Berikut sejarah dan kontroversi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), lembaga penelitian yang kini dipimpin Prof. Dr. Arif Satria. (brin.go.id)

Salah satu kontroversi paling disoroti adalah terkait teknologi yang diklaim mampu mengubah air menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), yang dikenal sebagai Nikuba.

Klaim penemuan ini diragukan oleh banyak pihak. BRIN belum dapat memberikan validasi resmi karena belum pernah melihat dan menguji teknologinya secara langsung.

BRIN telah menawarkan diri untuk melakukan pengujian ilmiah dan validasi lebih lanjut untuk membuktikan kebaruan dan kelayakan teknologi tersebut.

Kontroversi lain yakni permasalahan internal pasca-peleburan. Terdapat dugaan masalah birokrasi yang berlebihan dan inefisiensi akibat struktur baru yang menyatukan berbagai budaya kerja lembaga lama.

Baca Juga: Apa Jadinya Kalau Denda Tilang Elektronik Tidak Dibayar? Simak Cara Kerja dan Dampak Jika Denda ETLE Tidak Dibayar

Kritik muncul karena terlalu banyak pembuat kebijakan yang terlibat, menghambat proses riset yang seharusnya fleksibel.

Kontroversi terjadi terkait pemecatan mendadak tenaga honorer kapal riset Baruna Jaya, yang memicu sorotan publik tentang manajemen sumber daya manusia.

Selain itu, muncul keluhan dari ratusan peneliti, termasuk profesor, yang merasa menganggur di Jakarta pasca-peleburan, menandakan masalah dalam penempatan dan alokasi tugas riset.

Kontroversi selanjutnya tak kalah heboh menyeret seorang peneliti BRIN bernama Andi Pangerang Hasanuddin.

Baca Juga: Kasus Penculikan Balita Bilqis di Makassar: 4 Pelaku Dari Berbagai Daerah Ditangkap Polisi

Andi menghadapi sanksi keras karena mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah di media sosial terkait perbedaan penentuan waktu Idul Fitri.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kode etik dan pengawasan terhadap ASN di lembaga riset.

Kontroversi selanjutnya adalah pediksi cuaca yang dikeluarkan oleh peneliti BRIN tentang adanya badai besar di Jabodetabek di masa lalu sempat menimbulkan kebingungan publik.

Hal itu karena bertentangan dengan prediksi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kontradiksi ini menyoroti pentingnya koordinasi antar-lembaga dan akurasi komunikasi publik hasil riset.

Baca Juga: Ikhtiar Layanan Prima, Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Pasang Pipa Raksasa untuk Jaminan Air 24 Jam

Halaman:

Tags

Terkini