Senin, 22 Desember 2025

Kemacetan Bertambah Membuat Pedagang Rugi

- Selasa, 17 Januari 2017 | 21:00 WIB

METROPOLITAN - Lambatnya pembangunan underpass Tambun Selatan membuat warga setempat kesal. Karena bukan hanya menyebabkan kemacetan, tapi juga mengakibatkan perekonomian warga terganggu.

Warga sebelumnya yakin kalau pembangunan proyek senilai ratusan miliar itu akan selesai pada akhir 2016 lalu. Namun hingga kini pembangunannya tak kunjung selesai.

“Soalnya ribet juga, jalanan kotor apalagi kalau hujan gini, jadi harus nyeberang stasiun dulu tidak bisa langsung bawa motor,” ujar Arif Pratama (39), warga Perumahan Papanmas, Tambun Selatan.

Ia berharap pembangunan underpass cepat selesai. Karena akibat lambatnya proyek pembangunan yang berlokasi di Desa Mekarsari, Tambun Selatan itu, masyarakat merasa dirugikan.

“Proyeknya miliaran yang dimulai sejak Agustus 2014 itu diketahui sejak mulai pengerjaan hingga penghujung tahun 2016 tidak terlihat perubahan pembangunan yang signifikan,” ucap Arif Pratama.

Selain warga, sejumlah pedagang juga mengeluhkan hal yang sama. Pedagang di Pasar Tambun mengeluh pembangunan underpass yang tak kunjung selesai menyebabkan akses pembeli menuju pasar tertutup. Omzet pedagang pun diakui menurun.

“Itu kan jalan ditutup (proyek underpass), orang milih ke proyek (Pasar Baru Kota Bekasi). Karena kendaraannya larinya ke sana. Kalau ke sini malah muter jauh,” ujar Andrianto (42), pedagang Pasar Tambun.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bekasi, Suhup, mengakatan kewenangan pembangunan underpass ada di Kementerian Perhubungan. Ia mengaku tidak mengetahui kapan pembangunan itu akan selesai.

“Kalau dampaknya memang ada, kemacetan semakin bertambah tapi mau seperti apalagi, kewenangan di sana (Kementerian Perhubungan),” katanya.

Dishub, kata Suhup, hanya mengimbau pengguna jalan agar menggunakan jalan alternatif agar terhindar dari kemacetan. Namun hal itu justru membuat kemacetan di jalan lain sekalipun itu jalur alternatif.

“Sekarangkan yang dilalui pengendara jalan alternatif, seperti melalui Kompas, Indoporlen, atau jalan lainnya, memang dampaknya jalan negara jadi padat,” ungkap Suhup.

SUMBER : pojok satu

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X