Menurut TGH Mahalli, Habib Rizieq merupakan ulama. Sudah menjadi kewajiban umat Islam mendukung segala bentuk dakwah.
“Pak Gubernur saja bilang, kalau Habib Rizieq itu ulama. Sebagai orang Islam kita wajib dukung orang yang berdakwah. Tidak benar orang Islam kalau tolak orang berdakwah,” tuturnya.
Adanya isu yang mencuat bahwa pemerintah daerah tidak mengizinkan tabligh di Islamic Center (IC), harus diluruskan.
Jangan sampai ada kesan pemprov tidak setuju dengan kedatangan Habib Rizieq. Padahal faktanya, pemprov sendiri sudah siap memfasilitasi panitia.
Dijelaskan, gubernur selaku kepala daerah pernah menawarkan lokasi kegiatan tabligh di Gelanggang Olahraga (GOR) Turida Mataram. Mengingat IC masih dalam tahap finishing dan tidak mungkin bisa digunakan untuk kegiatan skala besar.
“Pak Gubernur selaku Ketum PBNW dan juga gubernur, bahkan akan bantu panitia di GOR untuk panggung, sound system dan juga terop,” katanya.
Persoalannya, panitia tabligh akbar yang kurang koordinasi dengan gubernur. Lokasi kegiatan belum dibicarakan namun sudah menyebarkan infromasi ke masyarakat melalui media sosial, bahwa tabligh akan dilaksanakan di IC.
“Saya sayangkan komunikasi belum pasti tapi panitia malah sudah sosialisasi lokasi kegiatan,” ucap pengasuh Pondok Pesantren Al Kamal, Narmada ini.
Terpisah, Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin menegaskan, kegiatan tabligh merupakan wahana dakwah silaturahim antarumat Islam.
Pemprov tentunya sudah pasti memberikan dukungan, apalagi yang akan berdakwah merupakan tokoh nasional.
Dukungan Pemprov terhadap kegiatan Habib Rizieq, lanjut Wagub, tentunya jika pelaksanaannya nanti berjalan aman dan tertib.
“Kita kan memang tidak bisa larang orang datang ke NTB kalau niatnya baik, kita sih welcome dengan kedatangan beliau (Habib Rizieq, red),” kata Wagub.
Terkait dengan batalnya penggunaan IC dan di pindah ke Alun-Alun Tastura Lombok Tengah, sudah jelas karena alasan teknis. Islamic Center sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian pembangunan.
SUMBER : Jpnn