METROPOLITAN - Preman Kalijodo disebut-sebut kembali berkuasa. Mereka terindikasi menguasai lahan parkir Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang dibangun Pemprov DKI Jakarta.
Salah satu indikasi paling kuat adalah tak berfungsinya lima mesin tarif parkir elektronik (TPE) di tempat tersebut.
Hasil parkir di kawasan itu pun tak disetorkan kepada Pemprov DKI meski di beberapa titik terdapat beberapa petugas Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta.
Dalam menguasai parkiran, preman berseragam rompi hijau tersebut menarik tarif parkir dua kali lipat dari ketentuan pemprov. Misalnya, untuk sepeda motor, mereka mematok tarif Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu. Untuk mobil, parkir dikenai tarif Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu.
Wahyudin (38), salah seorang pengunjung di kawasan itu, mengeluhkan kondisi parkiran Kalijodo, terutama soal beban parkir. Sebab, tarif yang ditentukan jauh di atas normal. Bahkan, dalam kondisi tertentu, parkir bisa mencapai Rp 15 ribu.
“Tarifnya Rp 10 ribu pas mobil keluar, Rp 5 ribu pas masuk ke jalan. Mintanya maksa, kalau nggak, mobil saya bisa digores pakai paku,” jelasnya kemarin (24/4). Tentu saja ancaman para preman itu membuat pengunjung ngeri.
Lain halnya dengan Firmansyah (29). Dia tidak mengetahui tarif parkir tersebut. Namun, dia menyayangkan tak berfungsinya mesin TPE. Sebagai pekerja resto di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Firman paham betul operasional mesin itu.
“Makanya aneh. Pas saya pencet-pencet, tuh mesin tidak berfungsi,” katanya.
Sekalipun tidak menggunakan TPE, para petugas mengaku melakukan penyetoran kepada petugas dishub. Bahkan, setiap hari, tiap tukang parkir diwajibkan menyetor sekitar Rp 100 ribu.
“Ada belasan tukang parkir di RPTRA Kalijodo,” ungkap Hilman (29), salah seorang jukir di RPTRA Kalijodo.
Meski demikian, dia enggan berkomentar mengenai parkiran di kawasan tersebut. Dia memilih bungkam dan lebih patuh kepada yang mengkoordinasi parkiran di kawasan itu.
“Yang jelas, tiap lokasi beda. Di sisi selatan ada kelompoknya, di utara ada, dan di barat samping kali mati ada juga,” ucapnya.
Terpisah, Wakadishub DKI Jakarta Sigit Wijatmoko tak menampik adanya kabar tentang Kalijodo yang dikuasai preman.
Dia menyatakan, orang-orang yang mengusai Kalijodo merupakan anak buah mantan preman Kalijodo, yaitu Daeng Azis dan Daeng Jamal.