Senin, 22 Desember 2025

Bogor Hadapi Serangan WannaCry

- Selasa, 16 Mei 2017 | 11:45 WIB

Tindakan pencegahan juga dilakukan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfostandi) Kota Bogor. Pencegahan ini dilakukan untuk memastikan pelayanan di Kota Bogor yang berbasis komputer berjalan lancar.  Sekertaris Diskominfostandi Kota Bogor, Asep Zaenal memastikan wilayah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bogor terhindar dari serangan Wannacry. “Hari ini tidak ada laporan sama sekali, bahkan diminta yang terkena masalah untuk segera lapor ke diskominfo. Tapi hingga saat ini tidak ada laporan,” ujarnya.

Bahkan, tindakan antisipasinya ini sudah dilakukan sejak lama. Ia sudah menyiapkan sistem keamanan yang bertahap dan bertingkat dari jauh-jauh hari. “Berhubungan dengan wannacry ini pada hari rabu minggu lalu itu sudah ada tanda-tanda informasi dari temen-temen dari luar. Maka dilakukan beberapa persiapan,” kata Asep.

Pihaknya juga mengaku tidak terlalu khawatir dengan beredarnya kabar keganasan wannacry. Karena, menurutnya hama tersebut hanya menyerang pengguna sistem operasi windows yang ilegal. “Kami tenang, karena wannacry itu rentan untuk menyerang sistem oprasi windows. Windowsnya pun yang ilegal. Kalau yang legal sepertinya aman. Hampir semua server sudah memakai linux. Kecuali tim puskesmas sudah memakai windows, tapi windowsnya yang berbayar,” paparnya.

Menurutnya, lingkungan Pemkot Bogor juga sudah diberikan peringatan sekaligus pemberitahuan bagimana untuk menghindar dari serangan wannacry. Bahkan, secara resmi pihaknya sudah memberikan himbauan dalam bentuk surat kepada seluruh OPD untuk melakukan penjagaan dan tata cara tindakan antisipasi.

“Ada lima langkah yang harus dilakukan teman-teman. Langkah pertama, sebelum menyalakan komputer maka matikan terlebih dahulu jaringan diputus dulu, backup data, menghidupkan firewall, dan mematikan kemampuan file sharing,” paparnya.

Kemenkominfo Banjir Laporan

Sementara itu hari kerja pertama pascapengumuman ancaman ransomware Wannacry oleh Kementerian Kominfo (Kemenkominfo), ratusan laporan bermunculan. Mayoritas laporan berasal dari perseorangan. Kemenkominfo saat ini bekerja sama dengan sejumlah lembaga internasional untuk melacak pemilik virus tersebut.

Sejumlah instansi sudah mengalami kasus komputer yang diserang Wannacry. Di antaranya, Kementerian Pertahanan, Kementerian Agama, PT PAL, PTPN IX, hingga PLN. Ketika dikonfirmasi, Wakil Ketua Bidang Data Center Id-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure) Bisyron Wahyudi membenarkan hal tersebut.

Namun, dia memastikan yang terkena adalah komputer personal. ’’Tidak kena di databasenya, melainkan di komputer klien,’’ terangnya Senin (15/5). Komputer klien yang dimaksud adalah satu atau beberapa komputer yang biasa digunakan bekerja staf di instansi tersebut.

Menurut dia, serangan kali ini tidak terlalu berbahaya. Mengingat, yang diserang hanya komputer personal, bukan pusat data. Di luar RS Dharmais, tidak ada instansi yang servernya sampai diserang. Hingga kemarin sore, sedikitnya ada 10 perusahaan yang melaporkan kasus serangan ransomware.’’Laporan lainnya dari perseorangan. Jumlahnya mencapai ratusan,’’ lanjutnya.

Rata-rata, komputer yang diserang adalah pengguna operating system (OS) Windows 8 dan yang di bawahnya. Seperti windows 7 dan Windows XP. Karena OSnya tidak update, maka begitu kemasukan virus sudah tidak lagi bisa diselamatkan.

Untuk melayani pengaduan, tutur Bisyron, pihaknya menyiapkan 10 staf. Mereka menerima pengaduan melalui telepon dan email. ’’Kami menyarankan mereka untuk mengirimkan sampel data yang diserang, baik kepada kami maupun perusahaan-perusahaan antivirus,’’ ucapnya. Bagaimanapun, data yang sudah terkena virus tidak bisa diselamatkan lagi kecuali pengguna memiliki back up. Pemilik Wannacry meminta tebusan USD 300 atau Rp 4 juta untuk setiap komputer yang diserang.

Meskipun demikian, Bisyron tidak menyarankan pengguna untuk membayar tebusan. Sebab, belum tentu setelah tebusan dibayar, data yang disandera akan dibebaskan. pihaknya juga mencatat sedikitnya empat situs yang digunakan untuk bertransaksi membayar tebusan. Yakni, www.btcfrog.com, www.rentasyventas.com, graficabigin.com.br, dan parafazeracontecer.com.br.

Bagi yang sudah memiliki back up data, tidak ada maslaah. Komputer tinggal diinstal ulang kemudian data yang ada di-copy kembali ke dalam komputer. Setelahnya, kondisi akan normal kembali. Menurut Bisyron, Indonesia sebenarnya bukan target utama. Melainkan, hanya terkena imbas seperti sejumlah negara lain.

Untuk menanggulanginya, Id-SIRTII bekerjasama dengan badan sejenis yang ada di berbagai negara. Kerjasama dilakukan untuk menemukan sumber-sumber masuknya virus, untuk kemudian aksesnya di-shutdown. Untuk saat ini, temuan yang didapati baru sebatas alamat-alamat IP. Dia menjelaskan, setiap komputer yang diserang otomatis akan terhubung ke sumber virus. Alamat IP, yang tentu selalu berpindah-pindah itulah yang dicatat. Bisyron lalu menunjukkan daftar puluhan alamat IP yang dikumpulkan berdasarkan laporan yang masuk. hanya sebatas itulah yang bisa dilakukan. Sebab, sampai saat ini belum diketahui pasti dari mana asal virus tersebut.

Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan,serangan tidak hanya terjadi pada OS Windows yang tidak update. Serangan justru lebih banyak terjadi pada komputer yang menggunakan OS bajakan atau palsu. ’’Kalau mau aman, memang harus keluar modal, dengan membeli OS maupun antivirus yang asli,’’ ujarnya.

Bila tidak ingin keluar modal OS, lebih baik menggunakan Linux atau open source gratisan ketimbang OS Windows bajakan. Kemudian, jangan sekali-kali membuka email yang tidak dikenal atau mencurigakan. Sebab, virus bisa disebarkan lewat email. Pengguna juga harus rajin mengecek notifikasi update yang disediakan pemilik OS.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X