Minggu, 21 Desember 2025

Sejarah Baru Serta Kebangkitan MU

- Jumat, 26 Mei 2017 | 10:02 WIB

METROPOLITAN-Sejarah diukir Manchester United musim ini. Meski gagal di kancah domestik, khususnya Premier League, namun mereka mampu meraih sukses di pentas Eropa.

Memang bukan di panggung utama, Liga Champions, melainkan di kompetisi yang sering dianggap sebagai kasta kedua, Liga Europa.

Turun dalam laga final di Friends Arena, Solna, Stockholm, Swedia, Rabu, 24 Mei 2017, atau Kamis dini hari waktu Indonesia, 'Setan Merah' mampu mengalahkan Ajax Amsterdam dengan skor meyakinkan 2-0. Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan menjadi penentu dengan gol mereka, masing-masing di menit 18 dan 48.

Dengan kemenangan itu, MU kini melengkapi koleksi trofi Eropa. Mereka menyapu bersih tiga gelar bergengsi di benua biru, yakni Liga Champions, Liga Europa/Piala UEFA, dan Piala Winners. Khusus Piala Winners, ajang ini sudah dilebur dengan Liga Europa.

MU menyabet trofi Liga Champions atau yang dulu bernama European Cup di musim 1968, saat dilatih Sir Matt Busby. Mereka kembali menyabet titel bergengsi ini pada era Sir Alex Ferguson, musim 1999 dan 2008.

Ferguson juga membawa MU menjuarai Piala Winners 1991. Dan gelar Liga Europa musim ini di bawah kendali manajer Jose Mourinho, melengkapi trofi MU di Eropa.

MU kini menjadi tim kelima yang sukses menyapu bersih tiga gelar Eropa. Sebelumnya, catatan ini diraih Ajax Amsterdam, Bayern Munich, Juventus dan Chelsea.

Faktor Mourinho

Bicara soal prestasi MU musim ini, sudah tentu tidak lepas dari sosok manajer Jose Mourinho. Datang pada Juni 2016, dia memang sejak awal diharapkan bisa membawa MU bangkit dari keterpurukan.

Sempat kesulitan mengangkat performa tim di awal, namun secara perlahan Mourinho mulai menyatu dengan gaya bermain MU dan bisa membawa pasukan yang bermarkas di Old Trafford memburu kemenangan demi kemenangan.

Sebelum menjuarai Liga Europa, MU sudah lebih dulu merebut trofi Community Shield dan Piala Liga Inggris. Keputusan pun dibuat Mourinho ketika jelang akhir musim dia memilih berhenti berpacu di Premier League.

Mourinho sengaja fokus ke Liga Europa karena melihat kans lolos ke Liga Champions dari ajang tersebut cukup terbuka. Setidaknya, mereka sendiri yang menentukan nasib, bukan seperti di liga domestik, di mana semua masih harus bergantung kepada hasil tim lain.

Tak sia-sia Mourinho mengarahkan anak-anak asuhnya agar lebih berkonsentrasi ke Liga Europa. Terbukti sekarang mereka keluar sebagai juara dan tiket putaran final Liga Champions musim depan yang diidamkan sudah ada dalam genggaman.

Lolosnya MU ke Liga Champions lewat jalur juara ini membuat Inggris menempatkan lima wakilnya. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Spanyol musim lalu, usai Sevilla keluar sebagai juara Liga Europa pada 2015.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X