Senin, 22 Desember 2025

Pengalaman Warga Indonesia Yang Belajar Bahasa Inggris Di Adelaide

- Rabu, 14 Juni 2017 | 18:00 WIB

METROPOLITAN - Mayoritas warga Indonesia di Adelaide adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi, S1 hingga S3. Kebanyakan di antaranya merupakan penerima beasiswa baik dari Pemerintah RI maupun dari Pemerintah Australia.

Bagi mahasiswa yang sudah berkeluarga, bukanlah hal aneh membawa serta anggota keluarganya, istri atau suami serta anak-anak mereka.

Nah, untuk keluarga yang akhirnya ikut menetap di Adelaide, tersedia kesempatan berharga untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Apalagi sudah tinggal di negara yang sehari-harinya menggunakan bahasa Inggris.

Pengalaman itulah yang dijalani sejumlah warga RI bernama Dina Megasari, Fuji, dan Amelia Maya Sari. Termasuk juga Chie Kawakami, seorang warga Jepang yang sedang berlibur di Adelaide.

Dina adalah ibu dari dua orang anak. Dia tinggal di Adelaide selama dua tahun, menemani suaminya yang sedang kuliah Master di University of Adelaide. Kesibukannya sebagai istri dan ibu tidak menyurutkan langkahnya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.

Selama di Adelaide, dia pernah mengikuti salah satu kursus selama 3 bulan bernama AIA yang berlokasi di Victoria Square, kampus Flinders University. Kelasnya berada di lantai 11 di ruang boardroom yang nyaman dan luas.

AIA dilaksanakan hari Jumat setiap pekannya. Mulai dari pukul 11.00 pagi hingga 13.00 siang, dengan biaya yang hanya $5 per pertemuan.

Dia menuturkan bahwa AIA berbeda dengan kursus kebanyakan di Adelaide. Karena di tempat ini, dia tidak hanya belajar dan mendapatkan teman baru. Namun juga fasilitas yang baik serta terdapat pengajaran slang yang menjadi kebiasaan orang Australia.

Guru dan asisten pengajarnya pun native speaker yang fasih berbahasa Indonesia. Mereka adalah Helen dan Abby, dua pengajar yang sangat bersahabat.

Inilah alasan mengapa semua pesertanya merupakan orang Indonesia. Dina merasa nyaman dan gampang dalam menyampaikan sesuatu ketika menemui masalah dalam bahasa Inggris. Namun itu tidak menjadi alasan dia sering menggunakan bahasa Indonesia. Karena pengajar akan selalu mengingatkan, " English-language please".

-
Berbeda dengan Dina, Fuji mengetahui kabar kursus dari temannya. Dia mengikuti program bahasa Inggris di ELC (English Language Center) yang berlokasi di 155 Grenfel St, University of Adelaide. Kelas biasanya dimulai sejak pukul 18.30 hingga 20.30 malam.

Menurutnya selama mengikuti program tersebut, selain menambah ilmu bahasanya juga bisa berkenalan dengan orang lain. Ada sekitar 16 peserta yang berasal dari berbagai negara seperti Italia, Jordan, Brazil, Venezuela, Spanyol dan Indonesia.

Teman asal Indonesia yang juga mengikui program ELC bersama dirinya bernama Amanda Putri Gita dan Iswa. Mereka mengikuti kursus ini dua kali dalam sepekan yaitu pada hari Selasa dan Kamis. Fuji merasa senang karena setelah mengikuti program tersebut, mendapatkan sertifikat dan banyak pengalaman berharga. Di antaranya bisa merasakan nuansa belajar di University of Adelaide, tempat suaminya kuliah Master.

Sama seperti Dina dan Fuji, Amelia Maya Sari yang sering disapa Maya ini juga merupakan pendamping dari mahasiswa yang sedang kuliah di Adelaide. Dia ke Adelaide bersama suami dan seorang anaknya yang bernama Nayla.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X