Minggu, 21 Desember 2025

Awalnya Saling Ejek di Facebook

- Rabu, 29 November 2017 | 14:46 WIB

-

KASUS perkelahian antarpelajar ala gladiator di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor yang menewaskan Ahmad Raih Syahdan (16) mencuri perhatian. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Muhadjir Effendy hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) datang ke Bogor untuk menyelidiki kasus tersebut. Setelah diselidiki, ternyata kasus ini bermula karena saling ejek di Facebook.

MUHADJIR Effendy menga­ku prihatin atas tewasnya pe­lajar SMP di Kabupaten Bogor yang diduga adu kekebalan. Apalagi, peristiwa tersebut melibatkan enam siswa dari dua sekolah berbeda.

Kasus tewasnya siswa di Ka­bupaten Bogor bukan baru kali pertama. Ini harus ditelu­suri karena ada sekelompok siswa yang membentuk geng dan akhirnya duel.

Peristiwa itu harus men­jadi perhatian khusus orang tua dalam mengawasi per­gaulan anaknya. Kepala se­kolah juga harus memper­hatikan seluruh siswa, jangan sampai terjebak dalam kelom­pok menyesatkan. “SN menga­ku hanya ikut-ikutan dan tidak ada namanya tes ilmu kebal,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Andy Muham­mad Dicky Pastika mengata­kan, pertarungan gladiator itu didasari saling ejek antar­sekolah di media sosial. Hingga akhirnya mereka janjian untuk bertemu Senin. Namun karena salah satu tidak datang, mereka kem­bali janjian Jumat (24/11) pukul 17:30 WIB di sebuah kebun karet.

"Awalnya mereka saling ejek di Facebook lalu janjian duel. Duel antara siswa MTs ini ka­rena pengaruh negatif medsos. Saya minta peran orang tua dan sekolah menjaga anak-anaknya dari perilaku buruk," katanya.

Saat duel maut dua teman korban kabur. Sedangkan kor­ban Ahmad Raih Syahdan (ARS) seorang diri, sampai akhirnya tewas dengan luka bacok di bagian pinggul dan tangan kanan. "Korban ARS yang kon­disinya terluka sempat dibawa teman-temannya ke puskesmas karena lukanya cukup parah. Korban pun kehabisan ba­nyak darah dan meninggal dunia," katanya.

Dikcy menambahkan, pela­ku SN (16) sudah diamankan. Sedangkan dua pelaku lainnya, yakni CA (16) dan DS (16), masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena dua kali pemang­gilan mereka tidak datang. Untuk barang bukti yang dia­mankan, di antaranya satu helai baju koko putih, satu helai sweater merah maroon dan satu seragam SMP warna biru.

"Kami sudah memeriksa se­puluh teman pelaku dan kor­ban sebagai saksi, karena saat duel terjadi mereka menyak­sikan. Pelaku akan dikenakan Pasal 80 Ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindun­gan Anak karena terhitung masih berstatus pelajar SMP. Tapi itu semua tergantung pengadilan," katanya.

Terpisah, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, tarung ala gladiator tak terlepas dari pelajar yang mencari eksistensi diri. Mereka ba­nyak mengaktualitasikan diri dengan berbagai cara. Salah satunya adu kekuatan fisik di kalangan pelajar. “Ya, sistem sekolah yang mengu­tamakan nilai dan akademik memang akan berpengaruh pada anak-anak tertentu yang butuh eksistensi,” ujarnya.

Selain itu, sambung Retno, lemahnya pengawasan kelu­arga, sekolah maupun ma­syarakat menjadi faktor yang bersinggungan. Retno me­nyampaikan, pertarungan yang menewaskan ARS be­rada di lingkungan rumah atau masyarakat.

“Ini kan terjadi di lingkungan masyarakat. Sebuah lapangan, tempat terbuka. Seharusnya orang tua peka melihat pe­rilaku anak yang berubah. Masyarakat juga harus mem­bubarkan perkumpulan dan segera melaporkannya ke po­lisi,” bebernya.

“Jangan cuek terhadap feno­mena seperti ini. Sekolah dan guru seharusnya memiliki kepekaan pada anak-anak yang berpotensi terlibat tarung se­macam ini, melihat kemun­gkinan senior dan alumni turut andil,” tuturnya.

Berita di media sosial juga menjadi pemicu bagi pelajar melakukan aksi gladiator. Se­perti yang terjadi di Jawa Barat, aksi tarung ala gladiator sudah terjadi tiga kali. Yakni di Kota Bogor yang melibatkan siswa SMA yang menewaskan Hila­rius, di Sukabumi yang meli­batkan siswa SMP dan di Ka­bupaten Bogor. “Ini karena viral di media sosial dan ditiru pelajar lain,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X