METROPOLITAN - Beratap tenda dan beralaskan tikar. Begitulah nasib warga Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, yang sementara waktu menempati tenda peleton. Sedikitnya ada 150 warga yang terpaksa tidur di sana karena rumah mereka kena imbas pergeseran tanah.
Tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Asep Has mengatakan, tak cuma menempati tenda, sebagian warga juga ada yang terpaksa tinggal di masjid karena permukiman mereka rusak akibat pergerakan tanah. "Ada sekitar 150 warga yang tinggal di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, yang mengungsi di tenda peleton, masjid, rumah saudaranya dan beberapa lokasi lainnya," kata Asep.
Warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman karena khawatir bencana itu terus meluas.
Apalagi puluhan rumah warga sudah mengalami kerusakan, seperti retak pada dindingnya dan miring karena pondasinya ambles akibat tanah retak.
Selain itu, faktor curah hujan yang tinggi juga menyebabkan warga semakin takut tinggal dalam rumah. Ditambah pergeseran tanah meluas dan lebar retakannya semakin membesar.
Saat ini, jelas Asep, kondisi warga cukup memprihatinkan. Sebab, ada beberapa balita yang juga ikut mengungsi. Warga khawatir kondisi kesehatannya menurun dan jatuh sakit, sedangkan kondisi udara cukup dingin karena hujan di pengungsian.
Pihaknya juga meminta pemerintah, khususnya Badan Geologi, segera melakukan penelitian di lokasi bencana agar warga bisa mengetahui status bahaya pergeseran tanah tersebut.
"Sebagian masyarakat masih bertahan mengungsi. Tetapi saat malam hari, jumlah warga yang mengungsi akan bertambah banyak. Antisipasi hal yang tidak diinginkan, warga dan relawan terus bersiaga di lokasi," tuturnya.
Asep mengatakan, informasinya Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan mendirikan dapur umum di lokasi pengungsian untuk membantu warga.
Selain itu, pihaknya juga akan memanfaatkan lahan bekas pasar untuk dijadikan pengungsian sementara, dengan membuat sekatan dari triplek agar pengungsi lebih nyaman.
Ia mengatakan, di sekitar pengungsian juga akan dibangun WC umum dan tempat sanitasi lainnya yang bisa digunakan warga, baik untuk mandi, mencuci atau aktivitas rumah tangga lainnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Iyos Sumantri mengunjungi lokasi pengungsian di Kampung Gunungbatu untuk melihat kondisi warga pada Jumat (26/4) pagi.
Kunjungan tersebut untuk mencari solusi bencana pergeseran tanah dan memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak bencana karena sudah ada puluhan rumah warga yang rusak.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sedikitnya ada 109 rumah yang terkena dampak pergeseran tanah. Ini menyebar di Kampung Gunungbatu, RT 01/22 dan RT 03/09, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.