Minggu, 21 Desember 2025

Pelaku Bom Bunuh Diri Diduga Belajar Merakit Bom Lewat Pelatihan Online

- Senin, 29 Maret 2021 | 19:45 WIB

METROPOLITAN.id - Suami istri pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (28/3), diduga belajar merakit bom lewat pelatihan online di media sosial. Kedua pelaku sendiri tergolong masih muda karena sang suami, L, merupakan kelahiran 1995. "Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh meraka. Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT), Irjen Boy Rafli Amar, Senin (29/3). Informasinya, ada beberapa nara sumber senior dari kalangan mereka yang memberikan materi tersebut. bahkan, nara sumber itu disebut sudah terlatih di luar negeri. "Ada beberapa narasumber senior mereka yang pernah terlatih di luar negeri, ini bisa seperti ini. Jadi ideologi ini terus dikembangkan oleh kelompok-kelompok radikal terorisme. Jadi sama-sama kita cegah," ungkapnya. Untuk itu, Boy Rafli mengajak seluruh masyarakat lebih berhati-hati dengan model-model yang digunakan para teroris, termasuk di dunia maya. Pihaknya juga sudah menjalin sinergitas dengan pemangku kepentingan untuk mengantisipasi penyebaran faham intoleransi radikal di dunia maya. "Sinergitas dengan semua pemangku kepentingan, kerja sama TNI, kepolisian, BIN termasuk Kominfo sudah menjadi agenda dalam mengantisipasi sebaran faham intolarensi radikal di dunia maya, itu yang harus terus dilaksanakan. Selain itu dengan pelibatan unsur masyarakat. Karena masyarakat menggunakan sarana cyber space yang tentunya harus waspada dengan kondisi yang ada di dunia maya," tegas Boy Rafli. Sebelumnya diberitakan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang merupakan suami istri diketahui berasal dari generasi milenial. Pelaku berinisial L diketahu merupakan pemuda kelahiran 1995. "Jadi pengaruh faham radikalisme terorisme yang hinggap dikalangan generasi muda karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun 1995," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, Senin (29/3). Menurutnya, suami istri pelaku bom bunuh diri ini masuk kalangan milenial. Keduanya diduga menjadi korban propaganda jaringan terorisme. "Jadi pelaku inisialnya L ini dengan istrinya adalah masuk kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas dari korban propaganda jaringan terorisme," ungkapnya. Boy Rafli menjelaskan, propaganda jaringan terorisme bagi anak muda seperti jebakan betmen. sebab, pengaruhnya tidak terasa namun lambat laun mengubah watak, perilaku dan anak muda di luar jati diri bangsa. "Propaganda jaringan terorisme itu istilahnya bisa saya katakan seperti jebakan betmen untuk anak-anak muda. Karena pengaruh virus radikalismenya itu tidak terasa, kemudian mengubah watak, mengubah perilaku yang sejatinya itu bukan jari diri bangsa. Kita tidak seperti itu. Kita dilahirkan sebagai bangsa yang toleran, menjaga persatuan di tengah keberagaman, semangat untuk hormat menghormati," terang Boy Rafli. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X