Minggu, 21 Desember 2025

Jadi Tokoh yang Disukai Publik, Ridwan Kamil: Kesungguhan Kerja Ada Hasilnya dan Terapresiasi

- Selasa, 12 April 2022 | 09:26 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Arifin/Metropolitan)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Arifin/Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi tokoh yang tingkat disukai publiknya masih tinggi. Hal tersebut tergambar lewat hasil sigi terbaru yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk 'Prospek Presiden 2024, Updated Survei Nasional: 13 – 20 Maret 2022'. Menanggapi hasil sigi tersebut, Ridwan Kamil lebih memilih untuk dijadikan bahan evaluasi kinerjanya sebagai Gubernur Jawa Barat. "Saya sih, hari-hari ini kalau urusan survey memantau saja hasilnya dan mengevaluasi diri. Kalau ternyata disukai berarti disukai karena pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan," ujar Ridwan Kamil. Menurutnya, tugas sebagai gubernur adalah bekerja. Kalaupun hasil pekerjaannya diapresiasi, hal itu menjadi hasil yang sewajarnya ia dapat. Ridwan Kamil menjelaskan, yang terpenting dengan adanya hasil survei ini adalah membuktikan bahwa elektoral itu berbanding lurus dengan kinerja. "Jadi bekerja dengan pencitraan dan kesungguhan itu berbeda. (Hasil survei paling disukai) ini mungkin kesungguhan kita bekerja ada hasilnya dan terapresiasi," ungkapnya. Saat ditanya apakah hasil survei tersebut semakin menguatkan ke 2024, Ridwan Kamil masih enggan membahasnya lebih lanjut. Dia akan menegaskan langkahnya untuk berlabuh di partai pada pertengahan 2022 ini. Namun, ia menganggap urusan diusung atau tidaknya nanti baginya hal itu urusan takdir. "Itu mah kalau takdir itu enggak bisa dibilang dari sekarang. Kalau ada (kesempatan maju) Bismillah, kalau enggak ada ya enggak ada masalah," kata Ridwan Kamil. Sebelumnya, peneliti SMRC Sirodjudin Abbas mengatakan faktor yang elementer seseorang dalam memilih calon presiden adalah psikologi memilih: tahu dan suka dengan yang diketahuinya tersebut. “Tahu saja tidak cukup. Tahu kalau tidak suka tidak akan berujung ke memilih. Karena itu 'suka' adalah indikasi lebih mendalam untuk menjelaskan mengapa orang memilih seorang calon,” katanya dalam rilis, Jumat (8/4) SMRC melihat Ridwan Kamil dinilai responden sebagai tokoh paling disukai di antara nama-nama yang beredar dan disebut-sebut sebagai bakal calon presiden. Meski di atasnya masih ada Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. “Sejumlah nama tingkat kedikenalannya sementara masih rendah di bawah 80 persen, tapi kedisukaannya relatif tinggi di atas 80 persen, antara lain Ganjar tahu 69 persen, suka 81 persen, Khoffifah tahu 49 persen, suka 80 persen, dan Ridwan Kamil tahu 65 persen, suka 84 persen,” tuturnya. Menurutnya popularitas dan elektabilitas Gubernur Jawa Barat tetap stabil meski konstelasi survei masih mendudukan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dalam tiga besar Calon Presiden. “Kuantitas dan kualitas popularitas masing-masing, berimplikasi terhadap elektabilitas mereka,” sambungnya. Dalam format pertanyaan semi terbuka dimana responden diberikan daftar 43 nama untuk dipilih dan boleh memilih nama lain di luar daftar Ganjar mendapat dukungan 18,1 persen, seimbang dengan Prabowo 17,6 persen. Berikutnya, Anies Baswedan 14,4 persen, Ridwan Kamil 3,9 persen, AHY 3,5 persen, Megawati 3,1 persen, Ahok 3 persen dan nama-nama lain di bawah 3 persen, dan yang belum tahu 13,7 persen. “Kalau kita lihat tren setahun memang Ridwan Kamil stabil masuk lima besar lah yah. Itu kalau dllihat dari pertengahan tahun lalu konsisten di kisaran lima besar. Prabowo, Ganjar, Anies, Ridwan Kamil,” katanya. Menurutnya moncernya tingkat kedisukaan publik pada Ridwan Kamil terbilang penting dipantau mengingat angkanya terbilang tinggi, karena bisa mengungguli Ganjar Pranowo sebesar 84 persen. Sirodjudin menilai popularitas RIdwan Kamil yang cukup tinggi di angka 65 persen menjadi modal kuat, mengingat posisinya yang tidak ada di panggung nasional. Jika tingkat popularitas dan kedisukaan tinggi, menurutnya hal itu bisa menentukan potensi dan tingkat elektabilitas Ridwan Kamil ke depan. “Karena logikanya begini, orang kenal dulu, setelah itu suka atau tidak. Kalau suka paling mungkin untuk memilih ketika suka. Karena tidak mungkin orang harus suka dulu baru dipilih,” ujarnya. Populasi survei SMRC ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen. Sebanyak 1027 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan dilaksanakan pada 13-20 Maret 2022. (*/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X