METROPOLITAN.id - Minimnya lahan untuk kawasan industri, rupanya menjadi salah satu kendala masuknya investor ke Kabupaten Bogor.
Hal itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bergerak cepat untuk mengembangkan kawasan peruntukan industri (KPI) dalam revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bogor Dace Supriadi menyebutkan, jika banyak investor yang ingin masuk ke Bogor tetapi terhadang oleh lahan yang terbatas untuk kawasan industri.
“Karena kalau industri kita memiliki kawasan berbeda dengan Bekasi atau Karawang yang memiliki banyak kawasan industri, sehingga laju investasi disana sangat tinggi,” paparnya.
“Kalau di Kabupaten Bogor kawasan industrinya sedikit seperti Bogorindo itupun sudah penuh, lalu Menara Permai Cileungsi juga sudah habis.
Tinggal dibelakang Indosement yang masih ada lahan atau kapling, karena yang lainnya merupakan Kawasan Peruntukan industri (KPI).
Beda dengan kawasan industri, kalau kawasan industri satu hamparan bisa pabrik semua sedangkan KPI bercampur dengan pemukiman,” kata Dace.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Suryanto Putra mengatakan, Kabupaten Bogor sebagai kawasan hulu atau daerah yang terbatas kondisi tersebut sangat berbeda dengan daerah disekitarnya.
Sehingga ruang pemanfaatanya pun sangat terbatas.
"Kita sangat selektif sekali untuk mengembangkan kawasan industri walaupun telah direnacanakan untuk bertambah.
Tetapi kita saat ini lebih pada bagaimana mengamankan kawasan industri yang sudah tumbuh agar terkondisi dengan baik," kata Suryanto.
Dengan penambahan kawasan industri tersebut, Suryanto tidak memungkiri jika dihitung soal kebangkitan ekonomi, sektor industri merupakan solusi paling cepat.
Sebab ketika ada industri produk domestik regional bruto (PDRB,red) sangat tinggi.
"Namun kita juga nggak mau gegabah karena khawatir kalau semua dibuka, kondisi alam di Kabupaten Bogor akan rusak.