METROPOLITAN.id - Pengabdiannya kepada sang ibu membuat Tiko (23) populer di media sosial. Tiko merelakan studi dan kariernya untuk merawat ibu kandungnya, Eny, yang menderita depresi. Tak main-main, Tiko merawat ibunya yang divonis Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) selama 12 tahun sendirian di sebuah rumah besar yang terbengkalai tanpa air dan listrik.
Kini Ibu Eny sudah dievakuasi dari rumahnya dan ditempatkan di Rumah Sakit Jiwa. Menilik update terbaru dari video yang diunggah di channel YouTube SANG EXPLORE, Tiko kini terlihat lebih bersih dan ceria.
Meski begitu, Tiko mengaku masih khawatir dengan kondisi ibunya di RSJ. Karena dia sama sekali tidak diperbolehkan mengunjungi ibunya. "Kamu tidak bisa mengintip di dalam ruangan. Benar-benar tertutup. Dia menyuruhnya untuk memisahkan Ibu dan Tiko setelah masuk. Dia bisa beradaptasi dengan orang lain, jadi jangan pergi menemuinya," jelas Tiko.
Tiko tak memungkiri sangat mengkhawatirkan ibunya, apalagi pengobatan dilakukan dengan menggunakan BPJS Kelas III. "Tidak apa-apa menyerah begitu saja. Sayang sekali, kalau memang untuk yang terbaik, cobalah menyerah," kata Tiko.
Apalagi sang ibu disebut sangat membutuhkan perawatan medis. Meski begitu, tampaknya peluang kesembuhan Bu Ennie tipis karena terlambat berobat. “Saran ahli, coba amati dulu, tapi kata dokter kemungkinan sembuhnya ibu sangat kecil, bahkan paling tidak saya tidak tahu, ibu saya tidak akan sembuh,” ujarnya.
Menurut Tiko, ada beberapa faktor penyebabnya. Dari awal pengobatan terminal hingga ibu yang menua. "Karena pengobatannya lama sekali. Sudah 12 tahun susah, sarafnya sudah (sulit diobati), apalagi usianya sudah tua," kata Tico.
"Jadi kata dokter paling bisa dilakukan, tapi tidak mungkin menjamin kesembuhan. Kemungkinan ibu sembuh sangat kecil," ucapnya.
Dokter juga menawarkan pilihan Ibu Eny dirawat permanen di RSJ, atau rawat jalan dengan kewajiban minum obat terus menerus. Ia mengatakan setelah observasi, bagaimana hasilnya akan berkembang nanti. “Setelah rawat jalan, perawatan sendiri di rumah, tetapi dengan obat dokter, dosisnya tidak boleh ditunda satu hari,” tutupnya. (sua/ryn)