METROPOLITAN.ID - Buntut dari merebaknya kasus penyakit antraks di Gunung kidul, Yogyakarta, banyak wilayah menghentikan pengiriman hewan ternak dari daerah tersebut.
Apalagi, penyakit yang menyerang hewan ternak itu bisa menular ke manusia.
Disebut ada 87 warga di wilayah Gunung kidul, Yogyakarta, yang terjangkit dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Antisipasi Antraks, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Gencarkan Vaksinasi Ribuan Hewan Ternak
Warga pun diminta waspada. Lalu, bagaimana cara penularan antraks ke manusia?
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Diskanak Purwakarta, Wini Karmila, penyakit antraks merupakan jenis penyakit zoonosis yang bisa menular kepada manusia atau pun sebaliknya.
Ia menjelaskan, lebih dari 95 persen penularan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Bacellus Anthracis itu melalui kontak antar kulit, dan mengkonsumsi daging hewan yang terkena penyakit tersebut atau Anthrakes Gastrointestinal.
Baca Juga: Kenali Penyakit Antraks pada Hewan Ternak, Berikut Pengobatan dan Cara Mencegah Penularan
"Berbahaya kalau mengkonsumsi daging hewan yang telah terkontaminasi penyakit tersebut. Gejalanya bisa pusing, mual dan diare berdarah, bahkan dalam beberapa kasus bisa sampai kematian," kata Wini.
Wini menyebut, walau pun belum di temukan kasus antraks di Kabupaten Purwakarta, wilayah yang dipimpin Bupati Anne Ratna Mustika ini memiliki riwayat untuk kasus tersebut.
Yakni kasus antraks yang terjadi pada tahun 1999 di Kecamatan Cibatu pada Burung Unta.
Baca Juga: Telusuri Calo Biang Kecurangan PPDB Jalur Zonasi, Wali Kota Bogor Bima Arya Tugaskan Inspektorat
"Belajar dari kejadian tersebut, untuk Kecamatan Cibatu, Campaka, Babakancikao dan Bungursari kita rutin memberikan vaksinasi antraks dan pemberian vitamin untuk peternak dan pelaku usaha ternak setiap 6 bulan sekali," kata Wini.
Wini juga mengatakan, ciri-ciri penyakit hewan ternak yang terkena penyakit tersebut, seperti panas hingga 45 derajat celcius.