Rasa takut berlebihan alias parno belakangan menghantui warga. Sejak insiden bom Kampung Melayu, kemunculan tas misterius di tempat-tempat umum kerap meresahkan warga hingga sering dikaitkan dengan bom. Tak hanya di Depok dan Jatinegara Jakarta, demam ‘tas bom’ ini juga menjangkit warga Bogor sampai ke Leuwiliang
Sepekan ini, warga dibuat resah dengan munculnya tas misterius tak bertuan yang ditinggalkan di tempat umum. Setelah dua tas ransel yang ditinggalkan pemiliknya di dekat ITC Depok, ada lagi temuan koper di Stasiun Jatinegara. Banyak warga yang parno jika tas-tas tersebut berisi bom.
Demam ‘tas bom’ ini juga terjadi di Leuwiliang. Ini menyusul ditemukannya tas plastik tak bertuan di SD Negeri IV Leuwiliang, Rabu (5/7) pagi. Alhasil, warga Kampung Saptamarga, RT 01/03, Desa Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, dibuat resah oleh barang tersebut. Apalagi dilihat dari bungkusnya terdapat kabel yang mengikat.
Eko Okta (40), guru SD Negeri IV Leuwiliang, adalah orang pertama yang melihat tas plastik mencurigakan tersebut sepulang dari Pasar Leuwiliang. Tas plastik itu disandarkan di tembok sekolah. “Dalam bungkusan terlihat ada benda yang dibungkus koran, dililit solasiban dengan kabel yang diduga bom, “ ujar Eko.
Kepala SD Negeri IV Leuwiliang Sunarno juga melihat hal yang sama. Akhirnya penemuan plastik di samping tembok sekolah tersebut dilaporkan ke Pospam Leuwiliang. “Untuk aktivitas belajar siswa masih libur dan masuk sekolah tanggal 17 Juli. Dikhawatirkan bungkusan plastik itu bom, akhirnya dilaporkan ke polisi,” tuturnya.
Penemuan tas plastik itu makin membuat warga cemas. Apalagi dua hari ini ada saksi mata yang melihat kedatangan pria tak dikenal ke sekolahnya. Seperti yang diutarakan Yeyen (42), wanita yang sehari-hari menempati rumah dinas SD Negeri IV Leuwiliang yang tak jauh dari lokasi penemuan bom.
“Kaget saja bungkusan tersebut diduga bom. Memang dua hari lalu sekitar pukul 22:00 WIB, ada dua lelaki mencurigakan berada di lokasi. Ketika disambangi, mereka langsung pergi,” papar ibu dua anak itu.
Kapolsek Leuwiliang Kompol I Nyoman Suparta menjelaskan, sekitar pukul 12:00 WIB, warga melaporkan adanya bungkusan plastik merah di samping tembok SD Negeri IV Leuwiliang yang diduga bom. Mendapatkan laporan tersebut, anggota langsung mengecek ke lokasi dan memasang garis polisi. “Kita pasang garis polisi di lokasi penemuan dan melaporkan ke pimpinan, termasuk Tim Gegana,” katanya.
Tim Gegana Kelapadua Depok langsung datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna memastikan benda mencurigakan tersebut. Setelah tiga jam pemeriksaan Tim Gegana, baru diketahui bahwa benda tersebut merupakan botol air minum yang dibungkus rapi. Penemuan benda mencurigakan itu bukan suatu ancaman, tetapi lebih kewaspadaan masyarakat.
“Ada dugaan milik pedagang asongan yang menyimpan benda dan lupa mengambil, mengingat sering disimpannya barang di lokasi tersebut. Untuk barang bukti berupa puluhan botol bekas air minelar langsung dibawa ke Polres Bogor,” tuturnya.
Sebelumnya, kejadian serupa juga sempat membuat heboh warga Dramaga dekat Kampus IPB Bogor. Sebuah benda menyerupai tas diduga bom ditemukan di depan Klinik Katili samping Bank Jabar Banten, Jalan Raya Dramaga, Kabupaten Bogor, Sabtu (24/6) pagi.
Informasi tas berisikan bom di wilayah Dramaga tersiar sekitar pukul 07:30 WIB. Akibatnya, Jalan Raya Dramaga sempat ditutup dan dialihkan ke Kampus IPB.
Namun setelah diperiksa, tas tersebut rupanya hanya berisi tumpukan sampah plastik. Kejadian ini sama persis dengan yang terjadi di Depok.
Selama sepekan ini sudah tiga kasus demam ‘tas bom’ yang membuat resah dan geger warga, mulai dari tas ransel di trotoar Jalan Margonda, tepatnya di depan pintu masuk ITC Depok, Jawa Barat.